Kamis, 06 Oktober 2016

[ TRANSLATE ] Biblia Vol 2 Chapter 1 : Burgess, Anthony. A Clockwork Orange. Hayakawa Paperback NV -7

x x x









  Aku tidak perlu menjelaskan lebih jauh apa yang sedang dialami oleh Yui. Kosuga Nao sendiri tidak pernah memberikan kami penjelasan yang lebih detail setelah kejadian itu.

  Beberapa hari telah berlalu dan tibalah sebuah surat berisi ucapan terima kasih yang ditujukan kepada Shinokawa. Sepertinya, ini berakhir dengan baik bagi Yui. Mungkin dia berhasil menyelesaikan semuanya tanpa memberitahu kedua orangtuanya.

  Secara tidak sengaja, aku bertemu Kosuga bersaudara di Toko Buku dekat Stasiun Ofune, beberapa hari lalu. Mereka berada di pojokan dan mengobrol dengan gembira. Sepertinya, hubungan mereka berdua bertambah dekat.

  Aku memang mengatakan kalau aku tidak bisa menceritakan lebih jauh lagi tentang kasus ini, tapi aku menemukan sebuah kebenaran yang melengkapi seluruh teka-teki ini. Itu terjadi setelah Kosuga Yui meninggalkan toko.

  Waktu itu sudah masuk jam makan siang dan Shinokawa pergi ke rumah untuk makan siang. Salah satu pelanggan kami, yang kebetulan mampir hanya untuk menyapa, sudah pergi, dan aku kini sendirian di toko.

  Kedua mataku melihat sebuah buku A Clockwork Orange yang ditinggalkan dan berada di dekat kasir. Buku itu merupakan edisi lama yang tidak memiliki chapter terakhir.

  Shinokawa membawa buku ini dari lantai dua rumah. Buku ini tidak ada dalam inventaris barang-barang toko. Lebih tepatnya, buku ini adalah koleksi pribadinya. Kubaca sekali lagi tulisan di sampulnya.






  “Merayakan 50 tahun Perusahaan Penerbitan Hayakawa”.






  Kenapa sih dia membeli buku ini?

  Kubalik beberapa halaman buku itu untuk melihat halaman tentang hak ciptanya. Disana, ditulis kalau buku ini dicetak pada tanggal 5 Oktober tahun 1995, cetakan ke-25. Buku ini jauh lebih tua dari ekspektasiku – tepatnya lebih tua 15 tahun. Tentunya ada kemungkinan kalau Shinokawa membelinya di Toko Buku Antik, tapi bagaimana kalau dia membeli buku ini dalam keadaan baru...

  “Ah,” tiba-tiba aku mengatakannya.

  Semua keraguan yang ada di pikiranku sejak kemarin tiba-tiba mendapatkan jawabannya, dan aku teringat apa yang Shinokawa katakan.






  Bahkan siswi yang menulisnya saja tidak tahu, tapi itu tidak mengubah fakta kalau kau sudah menjiplak karyanya.






  Aku memikirkan itu berkali-kali, dan aku yakin kalau Yui tidak pernah bilang kalau penulis review aslinya adalah seorang gadis. Akan selalu ada kemungkinan kalau penulisnya seorang pria.

  Terlebih lagi, baik keluarga Shinokawa dan Kosuga  tinggal di area sekolahan yang sama. Karena Shinokawa bilang kalau SD-nya adalah multi-gender, masuk akal kalau itu adalah SD yang sama dimana Yui bersaudara juga menempuh ilmunya. Kenapa Shinokawa tidak mengatakan hal itu?

  “Maaf ya, sudah membuatmu menunggu.”

  Kulihat asal suara tersebut. Shinokawa sudah kembali dari rumah dan sedang menutup kembali pintunya.

  “Aku tadi...Hanya...Mencari-cari sesuatu.”

  Dia melihat buku yang sedang kubuka dan dirinya mulai gugup. Meski begitu, dia meyakinkan dirinya untuk berjalan ke arahku.

  “Aku...Harus meminta maaf kepadamu terlebih dahulu...” Dia mulai berbicara, dan aku sendiri terkejut dengan bagaimana dia melihatku secara langsung dengan kedua matanya.

  Dia lalu mengambil sebuah buku yang berada di lengannya dan menunjukkannya kepadaku. Mungkin ini adalah benda yang dia cari-cari sebelumnya.

  Buku itu berjudul Mebuki, dimana mungkin artinya adalah tunas. Di bawahnya lagi ada tulisan, “Kota Kamakura, SD Iwatani, tahun ke-7 Showa. Dengan kata lain, tahun 1995.

  Aku menerima buku tersebut dan membuka halamannya hingga di bagian daftar isi. Yang tertulis di dalamnya adalah kompilasi laporan review buku. Mebuki sendiri mungkin adalah nama anthologi yang merangkum kompetisi review buku saat itu. Akhirnya aku menemukan judul yang kucari-cari.

  A Clockwork Orange.

  Kedua mataku terhenti di kalimat selanjutnya – Kelas 3-2. Shinokawa Shioriko.

  “Maafkan aku.” Dia menundukkan kepalanya, wajahnya terlihat memerah.

  “Yang kau pegang itu...Adalah anthologi milikku.”

  Jadi begini ya...

  Shinokawa tidak memecahkan teka-tekinya dengan analisis. Tapi dia tahu kalau Yui itu hanya menjiplak karya orang lain dan pura-pura memecahkan misterinya.

  “Kenapa kau tidak mengatakan ini sejak awal?” Kupikir dia tidak punya alasan mengapa harus menyembunyikan kebenarannya.

  Juga, tidak perlu menjelaskan panjang lebar ke Kosuga Yui. Jika Shinokawa langsung menunjukkan anthologi ini dan membuktikan kalau itu adalah review miliknya, maka semuanya langsung selesai.

  “Itu karena...Well...” dia mulai gugup untuk mengatakannya.

  “I-Itu karena kata-katamu dulu...”

  Aku? Memangnya aku mengatakan apa?

  “Ketika Shida mengatakan, Kalau SMP-nya saja sudah seperti ini, bagaimana nanti kalau sudah dewasa?, waktu itu kau setuju dengannya.”

  “Ah.”

  Shinokawa tidak sedang berada di SMP ketika menulis review itu, dia masih SD. Baik Shida ataupun diriku tidak menyadari itu, ternyata versi dewasa dari si penulis review itu sudah berada di depan kami selama ini.

  “Ketika aku menyerahkan buku laporanku, aku dinasehati oleh guruku. Tentunya sangat mengkhawatirkan jika ada anak kecil menulis sesuatu yang semacam itu. Tapi, ada beberapa guru yang membelaku, jadi buku laporanku tetap dimasukkan ke dalam anthologi, tapi...”

  Suaranya tampak lebih pelan dari biasanya.

  “Aku sedih ketika mendengar dirimu juga berpikir seperti itu.”

  Kalau dipikir-pikir, dia memang hendak mengatakan sesuatu sebelum Shida muncul. Dia pasti hendak memberitahuku soal ini sebelumnya.

  Kedua mataku langsung melihat ke kalimat pertama di buku laporan itu.






  Aku membeli buku ini dari Toko Buku Shimano tanpa tahu seperti apa cerita dalam buku ini.






  Hanya kalimat itulah yang berbeda dari review Kosuga Yui. Shinokawa pasti baru menerima uang saku bulanannya dan langsung mengayuh sepedanya ke Toko Buku setelah itu.

  Kali ini, aku bisa membayangkan bagaimana dirinya waktu itu.

  “Apa pendapatmu jika ada anak kecil yang menulis hal-hal semacam itu?”

  Kubuka-buka beberapa halaman di Mebuki itu dan melihat sebentar review milik siswa lainnya. Ada Literatur Modern dari Mori Ougai, Dazai Osamu dan sejenisnya. Review dari Shinokawa jelas-jelas sangat mencolok dari yang lainnya.

  “Aku pasti berpikir kalau itu tidaklah wajar, tapi bukan berarti kalau itu adalah hal yang buruk,” kataku.

  “Sekarang aku mulai penasaran untuk bertemu dirimu yang masih muda dulu.”

  Shinokawa tersenyum ketika mengatakannya.

  Mungkin benar kalau ada anak SD yang menulis review semacam ini, trus bagaimana? Ini hanyalah review, sekedar review. Tindakan apapun yang diambil oleh seseorang setelah membaca ini akan selalu dikembalikan kepada kehendak masing-masing. Bahkan dalam buku ini, bukankah Alex sendiri yang memutuskan untuk lulus dari perilaku iblis atas kehendaknya sendiri?

  Kututup Mebuki dan mengembalikan itu kepadanya. Seperti kata Burgess, kau tidak menghapus apa yang sudah kau tulis. Tapi, ini memang tidak perlu dihapus.

  “Karena kau yang dewasa sudah membaca edisi lengkap dari buku ini, jadi bagaimana dengan reviewmu yang terbaru soal ini?”

  “Eh?”

  “Aku ingin mendengarkan ceritamu.”

  Tentunya, kesannya harusnya berubah karena dia sudah membaca ending yang sebenarnya. Apa pendapat Shinokawa tentang novel ini? Aku lebih tertarik dengan hal itu.

  Senyum Shinokawa tampak melebar.

  “Well, ini akan memakan waktu...”

  “Kalau begitu, bagaimana kalau kita tutup tokonya lebih awal?”

  “Ah, tentu saja.”

  Kami berdua kemudian mulai merapikan toko. Dia lalu berjalan menuju meja kasir yang dipenuhi tumpukan buku sambil bersiul seperti biasanya. Meski kali ini, aku tahu kalau dia tidak akan membaca sebuah buku ketika melakukannya.






x Chapter I | END x

Tidak ada komentar:

Posting Komentar