Rabu, 28 September 2016

[ TRANSLATE ] Biblia Vol 2 Chapter 1 : Burgess, Anthony. A Clockwork Orange. Hayakawa Paperback NV -3

x x x


  Buat yang komplain dengan kata-kata di paragraf terakhir A Clockwork Orange, saya hanya menterjemahkan sesuai apa yang tertulis. Masalah kata-katanya kotor atau tidak, anda komplain ke pengarang novelnya saja. Harusnya anda bersyukur karena saya mau menterjemahkan bahasa slang tahun 1960-an.

Thank You

Aoi        



x x x








  Kumasukkan papan nama toko dan trolly yang berada di luar dan menaruhnya di dalam toko. Aku kunci pintu tokonya, dan menurunkan tirainya. Seluruh transaksi di kasir sudah selesai ditotal, jadi pekerjaanku dalam menutup toko bisa dikatakan selesai.

  Tidak ada satupun orang yang berada di toko saat ini. Akupun kembali ke meja kasir dan bisa mendengar suara kaki dari Shinokawa yang berada di tangga. Dia kembali ke rumah, dia mengatakan kalau dia hendak mengambil sesuatu sebelum memberiku penjelasan yang detail.

  Buku laporan itu ditaruh di salah satu sudut kasir. Kulihat lagi judulnya, “A Clockwork Orange, karya Anthony Burgess.”

  Shinokawa tadi, mengatakan dengan jelas kalau penulis buku laporan ini tidak membaca bukunya.

  Bukankah ini sama saja dengan mengatakan kalau Yui menulis asal-asalan tentang buku yang dia sendiri tidak pernah baca? Aku sendiri tidak menangkap kesan itu ketika membaca laporannya. Lagipula, Wali Kelas atau Shida pasti langsung menyadari ini.

  “Terima kasih sudah menungguku.”

  Shinokawa sudah kembali dari rumah dan berjalan menuju kasir dari lorong dengan bantuan kruknya. Kami lalu duduk berseberangan di meja depan kasir. Dia lalu menaruh dua buah buku yang sedari tadi dia pegang dengan lengannya. Buku-buku tersebut adalah dua versi berbeda dari  A Clockwork Orange – keduanya adalah terbitan Hayakawa Publishing dan diterjemahkan oleh Inui Shinici.

  Meski begitu, kedua buku tampak sangat berbeda. Yang di sebelah kanan, bersampul seorang pria dengan mata yang sangat jahat dan tampak berkilau, memegang sebuah pisau. Tulisan di sekitarnya berbunyi, “Buku best-seller dalam perayaan 50 tahun Hayakawa Publishing”. Bukunya sendiri tampak cukup tua dan ujung-ujung dari bukunya sendiri dipenuhi oleh debu.

  Kulihat buku satunya yang berada di sebelah kiri. Tidak ada gambar apapun selain judulnya. Kalau menilai desain dan kondisi kertasnya, buku ini adalah terbitan yang lebih baru daripada yang sebelahnya. Ada tulisan “Cerita yang luar biasa! Merayakan rilisnya judul ke-100 dari terbitan Hayakawa Publishing!”. Sepertinya, kedua buku ini memang digambarkan sebagai karya spektakuler ketika rilis secara resmi.

  “Buku asli A Clockwork Orange diterbitkan pertamakali di Inggris pada tahun 1962. Meski Burgess ini adalah penulis yang menghasilkan banyak sekali karya, dia menjadi terkenal karena novel ini, dimana ceritanya banyak sekali mengandung kekerasan yang dilakukan oleh remaja.”

  Shinokawa lalu menjelaskannya dengan nada yang antusias. Sikapnya yang gugup beberapa saat lalu tiba-tiba hilang. Seperti berubah menjadi orang yang berbeda.

  “Hayakawa Publishing sendiri mencetak versi terjemahan Jepangnya pada tahun 1971. Buku yang ada disini adalah edisi cetakan waktu itu. Kupikir, edisi ini adalah versi mayoritas yang sudah tersebar di seluruh Jepang.”

  Dia mengatakan itu sambil menunjuk ke buku yang memiliki sampul pria dengan pisaunya.

  “Apa bukunya mahal?”

  “Tidak sama sekali. Dalam beberapa puluh tahun setelahnya, perusahaan sering melakukan edisi cetak ulang buku ini, jadi harganya tidaklah mahal di Toko Buku Antik. Aku sendiri tidak akan heran jika melihat buku ini sedang berada di tumpukan buku-buku yang sedang didiskon.”

  Nada suaranya seperti mengisyaratkan hal-hal yang melankolis.

  Dia kemudian menunjuk ke arah buku yang di sebelah kiri.

  “Yang ini adalah edisi baru yang dicetak pada tahun 2008 dan edisi inilah yang dijual di seluruh toko buku yang ada pada saat ini. Sampulnya didesain dengan tren kekinian dan ukuran font ataupun bukunya juga sedikit mengalami peningkatan.”

  Sekarang 2010, jadi ini sudah terjadi sejak dua tahun lalu. Akupun mengambil dua buku tersebut dan membandingkannya. Buku yang edisi terbaru memang terasa lebih tebal.

  “Kalau soal isi bukunya, apa ada yang berbeda?”

  Kedua mata Shinokawa yang berada di balik lensa kacamatanya tiba-tiba bersinar ketika aku menanyakan ini. Dia lalu mencondongkan tubuhnya ke depan dengan sangat antusias dan menaruh kedua tangannya di meja kasir. Aku bisa merasakan kalau tubuh dibalik dress yang dipakainya itu terasa sedikit bergetar.

  “Itulah masalahnya! Ada perbedaan besar antara edisi lama dan edisi barunya! Coba kau buka halaman terakhir kedua buku tersebut dan bandingkan.”

  Akupun membuka buku edisi lama tersebut, seperti yang dia minta. Kubuka tepat di halaman terakhir, sebelum bagian afterwords dari penulis. Kubaca tulisan-tulisan itu dengan  cepat sebelum kondisi khususku ini menjadi kumat dan memaksaku untuk berhenti membaca.




  Oh, ini sangat cakep dan mantab. Kalau ngomongin musik klasik, gue seperti sedang nge-fly dan bodo amat apa kata orang, mengukir nama gue di dunia yang udah teler seperti ini dengan bacotan khas gue. Dan masih ada gerakan lambat dan nyanyian indah yang akan datang sebentar lagi.

  Aku benar-benar sudah sembuh.




  Aku paham maksud kata-katanya itu. Seperti yang tertulis di buku laporan, ending ceritanya berakhir dengan sang tokoh utama sedang mendengarkan lagu Beethoven setelah terbebas dari cuci otak. Beberapa kata slang disana memang sangat aneh, tapi kurasa ini masih wajar-wajar saja.

  Selanjutnya, kubuka buku edisi baru tersebut dan membaca halaman terakhirnya. Paragraf terakhirnya ada di halaman 310.




  Kontol lo smua. Dunia kotor ini isinya cuma para badut semua, serius gue, oh saudaraku. Salam perpisahan ini dari temen lama lo. Dan buat lo semua yang mentingin bacotan doang, brrrr. Cipok nih pantat gue. Tapi khusus buat lo, oh saudara gue, tolong ingat baek-baek siapa Alex yang dulu. Amen. Dan satu lagi, Kontol lo semua!




  “Huh?”

  Endingnya kok berbeda dengan buku edisi lamanya? Aku tidak paham, tapi kurasa yang terakhir tadi dia berusaha mengucapkan selamat tinggal ke pembacanya.

  “Kenapa kedua buku ini bisa berbeda?”

  “Well, itu karena...”

  Dia lalu menjulurkan tangannya, membuka halaman 291 dan menunjuk ke salah satu bagian yang menjadi akhir dari suatu chapter – “Dan masih ada gerakan lambat dan nyanyian indah yang akan datang sebentar lagi.”

  Itu adalah ending dari buku edisi lama. Tapi tidak ada afterwords setelah itu, menandakan kalau halaman selanjutnya adalah chapter selanjutnya.

  “Kenapa bisa begini?”

  Aku berusaha mengeluarkan semua hal yang campur-aduk ini dari kepalaku.

  “Apa mereka menambahkan chapter extra di edisi baru buku ini?”

  “Tidak, sebenarnya bukan begitu.” dia menggelengkan kepalanya.

  “Edisi baru buku ini, sebenarnya adalah cerita asli dari A Clockwork Orange. Sederhananya, edisi baru buku ini adalah versi yang original.”

  Dia lalu menunjuk ke bagian bawah judul buku edisi baru itu. “[Edisi Lengkap]” tertulis dengan jelas disana, dengan ukuran yang agak kecil.

  “Apa maksudmu?”

  Ini membuat rasa penasaranku bertambah besar dan membuat tubuhku condong ke depan. Jarak diantara kita berdua kini sangatlah dekat, tapi itu bukanlah fokus pikiranku saat ini. Mendengarkan cerita dibalik buku ini adalah hal yang terpenting.

  “Dalam versi yang rilis tahun 1962, sebenarnya ceritanya tidak berakhir ketika Alex kembali normal.”

  Dia kemudian melanjutkan kata-katanya dengan nada yang pelan.

  “Alex kembali ke dunia kriminal dan berbuat kekerasan, tapi tidak lama kemudian, dia lelah menjalani kehidupan yang semacam itu. Di saat yang bersamaan, dia berjumpa kembali dengan salah satu teman lamanya yang sudah menjalani kehidupan di jalan yang benar. Itu mengubah cara berpikir dari Alex dan mulai meninggalkan pola hidup keras yang dia jalani selama ini. Cerita berakhir ketika dia menyatakan kalau dia ingin berkeluarga dan sekaligus menjadi orang dewasa yang seharusnya.”

  “Huh?”

  Kunaikkan nada suaraku tanpa berpikir.

  “Kalau begitu, bukankah kedua ending buku ini benar-benar berbeda?”

  “Ya, kau benar.”

  Shinokawa menganggukan kepalanya. Keningnya itu hampir mengenai daguku.

  “Sepertinya, Si Burgess ini berencana untuk menjadikan jalan hidup Alex yang keras itu sebagai bagian dari sebuah proses dalam mencari jati dirinya. Dia lalu tumbuh menjadi orang dewasa dan bisa mengenali mana yang baik, dan mana yang buruk. Ini sebenarnya sebuah cerita tentang bagaimana manusia tumbuh dan berkembang. Tapi, ketika buku ini terbit di Amerika, perusahaan penerbitan memutuskan untuk menghapus chapter terakhirnya.”

  “Mengapa mereka melakukan itu?”

  “Mungkin mereka berpikir kalau mereka tidak ingin para pembacanya mengira kalau endingnya akan happy ending. Dan untuk menambah runyam situasinya, Stanley Kubrick membuat film adaptasinya dengan menggunakan versi Amerika dari edisi novel ini.”

  Aku tahu siapa Stanley Kubrick ini...Kupikir begitu. Dulu, aku pernah melihat film perang di TV tentang seorang instruktur militer yang tanpa perasaan, melakukan perploncoan kepada kadet baru agar mereka disiplin. Aku lupa judulnya, tapi film itu disutradarai oleh Si Kubrick ini.
[note: Filmnya adalah Fullmetal Jacket, saya cukup menyukainya =].]

  Dia lalu mengambil buku edisi lama itu dan jarinya menunjuk ke sebuah text tersembunyi yang berada di bawah gambar pria yang memegang pisau.



  “Ini Clockwork Orange-nya Stanley Kubrick”



  Ukuran fontnya bahkan lebih besar dari nama Burgess yang ditulis di sampul buku ini. Ini mengesankan kalau Kubrick adalah orang yang menulis buku ini.

  “Gambar sampul ini diambil dari poster film. Karena kepopuleran film itu, novel tersebut akhirnya diterjemahkan ke berbagai bahasa. Untuk terjemahan Bahasa Jepang, rilis tahun 1971, rilisnya hampir bersamaan dengan filmnya. Endingnya sama persis dengan versi novel Amerika – dimana sama dengan versi filmnya juga – karena versi cerita originalnya sendiri belum pernah dicetak.”

  “Kenapa si penulisnya tidak melakukan sesuatu soal ini?”

  Jika gara-gara ada bagian novelku yang sengaja dipotong dan aku menjadi terkenal, aku pasti setidaknya akan merasa kesal.

  “Karena masalah perjanjian kontrak dan pembayaran, dia tidak bisa berkomentar tentang edisi Amerikanya. Ini tidak terbatas ke perusahaan penerbitan di Amerika saja. Di tahun 1971, edisi novel yang tanpa menyertakan chapter terakhir juga rilis di  negara kelahiran si penulis, Inggris. Dalam waktu yang cukup lama, edisi yang seperti ini menjadi bacaan yang dibaca di seluruh Jepang. Tapi, tahun 1980, Hayakawa Publishing menerbitkan edisi cerita original dari buku ini. Ini artinya, ada waktu dimana edisi lengkap dan edisi tidak lengkapnya beredar secara bersamaan. Tapi, edisi lengkapnya berhenti dicetak lagi beberapa tahun kemudian.”

  “Bukankah itu artinya kalau edisi tidak lengkap itu akhirnya tetap menjadi satu-satunya versi yang beredar?”

  “Tapi kenyataannya tidak seperti itu. Akhirnya, di tahun 2008, versi lengkapnya terbit lagi, dan edisi lama yang tidak lengkap secara resmi sudah tidak dicetak lagi.”

  Kusilangkan lenganku dan melihat kedua versi buku tersebut. Ini benar-benar situasi yang kompleks.

  “Ada masanya dimana versi tidak lengkapnya dianggap versi yang sah. Apakah Si Burgess ini benar-benar merasa tidak bisa menghentikan pihak penerbit untuk terus menerbitkannya, ataukah dia sendiri bingung harus melakukan apa?”

  “Waktu bukunya rilis di Amerika, dia menulis ini di halaman depan bukunya: Kita bisa menghancurkan apa yang sudah kita tulis, tapi kita tidak bisa menghapusnya begitu saja.

  Kedua mataku hanya bisa menatap buku-buku tersebut dan Shinokawa hanya bisa mendesah. Mungkin itu bukanlah sekedar desahan biasa, tapi bisa jadi itu juga pertanda kalau dia sudah lelah untuk bercerita lebih jauh lagi.

  Kutatap wajahnya. Wawasannya itu terus mengejutkanku. Dari semua orang yang terlibat dalam kasus ini, hanya dia saja yang menyadari perbedaan versi ini.

  Bahkan Kosuga Yui, yang menulis lapo –

  “Tunggu dulu, ini ada yang janggal.”

  Kupalingkan pandanganku menuju arahnya.

  “Semua toko buku saat ini pasti menjual edisi lengkapnya, benar tidak?”

  Buku laporan ini tidak menyentuh chapter terakhirnya sama sekali. Seperti menyatakan kalau chapter terakhirnya tidak pernah ada. Mungkin yang dia baca adalah edisi tidak lengkapnya.

  “Mungkin dia membeli buku itu di Toko Buku Antik...”

  Kalau begitu ceritanya, aku tidak heran jika dia tidak membahas chapter terakhirnya. Tapi, Shinokawa menggelengkan kepalanya.

  “Bukan begitu. Ingat tidak, Nao bilang kalau dia membeli buku itu untuk adiknya, dari sebuah Toko Buku Online?”

  “Ah, benar sekali.”

  Itu artinya, buku yang dimiliki Yui saat ini adalah edisi lengkapnya. Ini malah menjadi semakin kompleks.

  Mungkin ini yang dimaksud Shinokawa ketika dia berkata “Orang yang menulis laporan ini sebenarnya tidak pernah membaca A Clockwork Orange”. Tapi mengapa Yui melakukan itu?

  Ini mungkin tidak ada hubungannya dengan request Kosuga Nao, tapi fakta inkonsistensi ini benar-benar mencurigakan. Sepertinya, ada sesuatu dibalik ini.

  “Jadi apa yang akan kita lakukan?”

  Aku menanyakan itu ke Shinokawa. Dia lalu menutup matanya dan berpikir.

  “Kupikir...Kita harus mencari kebenaran dibalik buku laporan ini terlebih dahulu sebelum memberikan saran ke Nao.”

  Akupun berpendapat sama. Masalahnya, lebih tepatnya, bagaimana cara kita melakukannya.

  “Akan lebih mudah jika kita mendengar alasannya dari si penulis laporan secara langsung.”

  Kita bisa meminta Yui untuk mampir ke Toko atau Shinokawa dan diriku berbicara kepadanya lewat telepon, tapi kita harus meminta tolong kakaknya, Nao, untuk menjadi mediatornya.

  Mempertimbangkan bagaimana dia sangat mengagumi adiknya, Nao pasti tidak akan senang jika melihat keterlibatan Shinokawa dalam hal ini.

  “...Tapi kau tidak harus melakukannya sekarang.”

  Shinokawa mengatakannya secara perlahan, memilih dengan hati-hati kata-katanya. Mungkin, dia sudah menyadari kebenaran dibalik situasi kasus ini.

  “Kau berencana untuk berbicara dengan Nao, benar?”

  “Benar.”

  “Bisakah kau mengatakan kepadanya, apakah dia bersedia meminjamkanku sesuatu? Ada sesuatu yang harus kuklarifikasi terlebih dahulu.”







x Chapter I Part 3 | END x

Tidak ada komentar:

Posting Komentar