Selasa, 02 Agustus 2016

[ TRANSLATE ] Oregairu Vol 6.5 Chapter 9 : Meski begitu, Shiromeguri Meguri terlihat sedang mengamati situasinya -2

x x x








  Menurut jadwal, hari ini akan diadakan rapat Panitia Festival Olahraga. Pokok bahasannya adalah mengevaluasi perkembangan persiapan festival dan membicarakan tentang berbagai kemungkinan masalah yang mungkin timbul di hari pelaksanaan. Tapi, kalau melihat apa yang terjadi pagi ini, diriku diliputi firasat yang tidak enak sebelum rapat tersebut dimulai. Aku merasa kalau ini tidak akan berjalan dengan lancar sama sekali. Sial, bahkan rambutku terasa tegang dibuatnya, bergerak dengan sendirinya tanpa bisa kukontrol.

  Setelah pelajaran terakhir selesai, aku mulai berjalan menuju ruang rapat. Mungkin karena berada dekat dengan perpustakaan dan ruang guru, aku merasa kalau suasana yang ramai di tempat ini terasa tidak seperti biasanya.

  Saat ini, para siswa yang berjalan di lorong ini tidak akan pernah menyangka kalau dibalik dinding ini, ada banyak sekali siswa yang mendiskusikan tentang Festival Olahraga. Malahan, akan sangat aneh jika ada siswa biasa yang tahu kalau ada Panitia Festival Olahraga.

  Bahkan ketika aku masuk dalam bagian kepanitiaan, aku masih berusaha menyembunyikan tanda-tanda keberadaanku. Ya begitulah sifatku itu.

  Perkenalkan, aku adalah Ninja Hikigaya. Well, daripada membicarakan tentang menyembunyikan keberadaanku, mungkin lebih tepat kalau aku sendiri tidak peduli dengan tetek bengek kepanitiaan. Si penyendiri super ini bisa membaur dengan baik bersama semuanya (ini karena satu-satunya temanku hanyalah diriku sendiri).

  Tapi, meski aku sudah berusaha untuk menyembunyikan keberadaanku, masih ada saja orang yang menyadariku. Orang itu adalah Hiratsuka-sensei, yang baru saja keluar dari ruang guru dan sekarang berjalan ke arahku. Melihat kedatanganku, dia menaikkan tangannya, dimana aku meresponnya dengan menganggukkan kepalaku.

  Kami berjalan hingga berhenti di  sebuah jarak yang bisa membuat percakapan diantara kami berdua bisa terdengar dengan jelas. Lalu, Hiratsuka-sensei mulai berbicara.

  "Hikigaya, apa hari ini ada rapat kepanitiaan?"

  "Ah, ya, ada."

  Aku menjawabnya sambil menolehkan kepalaku ke arah ruang rapat. Hiratsuka-sensei tampak diam sejenak sebelum melanjutkan kata-katanya.

  "...Maaf ya, aku ada keperluan hari ini, jadi aku tidak bisa hadir disana."

  "Begitu ya."

  Itu artinya, kita akan kekurangan satu orang yang mampu mengontrol suasananya...Perasaan tidak nyaman yang sebelumnya membayangiku kini semakin membesar. Radar Hachiman sudah mencapai sinyal di bar ketiga. Kalau dipikir-pikir, penggambaran tiga bar sudah mulai jarang belakangan ini. Malahan, semua smartphone punya lima bar sinyal. Meski begitu, memiliki bar lebih banyak tidak memberikan kualitas sinyal yang lebih baik dari penggambaran tiga bar. Lalu kenapa harus diubah?

  "Ah soal kali ini, bisakah kuserahkan kepada siswa kelas dua untuk memimpin rapatnya? Aku sendiri punya banyak sekali pekerjaan hari ini. Aku harus menghadiri rapat perencanaan darmawisata nanti. Lalu, ada event lain yang sedang menungguku...Serius ini, kenapa semua pekerjaan ini dilimpahkan kepadaku...?"

  Hiratsuka-sensei mendesah kesal. Ah, apa ini tanda-tanda tentang kalimatnya selanjutnya? Dimana dia akan mengucapkan sesuatu seperti 'Jangan mentang-mentang karena aku masih muda, tidak berarti semua pekerjaan diberikan kepadaku...'

  Tapi, aku tidak mau membiarkannya mengatakan itu. Setiap kali aku mendengarkan itu darinya, akan selalu muncul rasa kasihanku kepadanya. Kebetulan, aku merasa sikapnya yang ceria ketika mengatakan itu juga terasa sedikit manis. Karena itulah, dibutuhkan sebuah tindakan pencegahan dalam hal ini.

  Setelah kubulatkan tekadku, aku mulai berbicara lebih dulu darinya untuk memperoleh keuntungan posisi.

  "Well, Sensei, jangan memaksakan diri untuk bekerja berlebihan..."

  Maksudku, dia ini sudah tua. Well, tapi aku menyimpan kata-kata itu untuk diriku sendiri. Aku tidak ingin dihajar olehnya.

  Dia tampaknya tidak membaca sarkasme dalam kata-kataku barusan, tapi tepatnya, melihatnya sebagai bentuk kepedulianku.

  "Ya ampun, jarang sekali mendengar dirimu mengatakan kata-kata yang mengagumkan seperti barusan. Aku akan mengingat itu."

  Kemudian, dia tersenyum kepadaku...Well, kurasa dia sendiri juga sadar kalau dia sudah berlebihan dalam bekerja. Lagipula, bukannya aku peduli dengan kesehatannya atau semacam itu, jadi aku sendiri tidak perlu menambahkan sesuatu untuk menyadarkannya. Tapi, melihat senyumannya yang seperti itu memang membuat situasinya menjadi sulit. Kupalingkan pandangan mataku darinya dan yang terihat oleh kedua mataku kini adalah pintu dari ruang rapat.

  "...Kalau begitu, saya permisi dulu Sensei."

  "Oke, jaga dirimu."

  Kata-kata tersebut terdengar sangat memalukan di telingaku. Tapi tidak lama kemudian, kami mulai berjalan meninggalkan tempat ini.

  Ketika kami berdua hendak melewati satu sama lain, Hiratsuka-sensei menepuk bahuku dengan lembut.

  "Kau juga jangan terlalu memaksakan dirimu di sana."

  Aku tidak paham maksud sebenarnya dari kata-katanya tadi, jadi kupalingkan kepalaku ke arahnya. Tapi, yang kulihat hanyalah sosok Hiratsuka-sensei yang berjalan menjauh dariku dengan langkah yang stabil. Seperti tahu kalau aku sedang melihat ke arahnya, dia menaikkan tangannya sekali lagi, dan melambai.

  ...Ah, kau jangan khawatirkan aku. Sebaiknya khawatirkan dirimu yang semakin tua.






x Chapter IX Part 2 | END x

 





"Siapa saja, tolong cepat nikahi dia!"

1 komentar:

  1. Saya sungguh tidak keberatan kalau Hachiman malah berakhir dengan Hiratsuka-sensei

    BalasHapus