Senin, 01 Agustus 2016

[ TRANSLATE ] Oregairu Vol 6.5 Chapter 8 : Ternyata, Yuigahama Yui adalah gadis yang populer -2

x x x











  Setelah menyelesaikan pekerjaanku, kuserahkan pekerjaan sisanya ke Yuigahama dan para Pengurus OSIS. Aku kembali mengerjakan pekerjaanku.

  Ketika memasuki ruang rapat, Yukinoshita menegakkan kepalanya dan melihat ke arahku.

  "Ara, ternyata ada disini, kupikir tadi kau kabur...Apa kau sudah menyelesaikan susunan acara yang kutugaskan kepadamu?"

  "Akan kuberikan nanti jika selesai."

  Jangan menanyakanku pertanyaan yang tidak berguna! Kau harusnya paham itu hanya dengan melihat saja. Akupun begitu, aku akan memberikannya setelah selesai. Tepat ketika aku menyelesaikannya, maka aku pasti akan menyerahkannya kepadamu.

  Aku terus menatap ke arah Yukinoshita, dimana dia menatapku dengan datar sambil mengibaskan rambutnya ke samping.

  "Saat ini, aku ini tidak sedang mengkonfirmasi apakah kau sedang melakukan pekerjaanmu atau tidak, aku ini sedang memberikan tekanan kepadamu untuk melakukannya."

  "Begitukah?"

  Well, kalau bossmu mengatakan "Kau sudah selesai?", satu-satunya jawabanmu adalah "Sedang dikerjakan!". Mustahil mengatakan tidak dalam lingkungan kerja.

  Kurasa mau bagaimana lagi, saatnya kembali bekerja. Mau bagaimana lagi jika aku sudah ditekan seperti ini. Yukinoshita memang benar-benar punya reputasi sebagai pembuat tekanan. Dia pastinya juga memberikan tekanan kepada dirinya sendiri. Dia mungkin akan tumbuh dewasa menjadi seseorang yang memberontak melawan sumber pembuat tekanan.

  Ketika aku memikirkan itu dalam kepalaku, aku duduk dengan lemas di kursi yang berada tepat di sebelah Yukinoshita, dimana kursi itu memang dipersiapkan untukku. Lalu, kulanjutkan kembali pekerjaanku.

  Kuambil dokumen-dokumen yang ditumpuk di mejaku untuk memverifikasi sesuatu.

  Satu dokumen. Dua dokumen. Tiga dokumen...Empat dokumen. Oi   

  Pekerjaanku bertambah banyak lagi.

  Kuberikan tatapan mataku yang penuh dengan kepahitan hidup seperti Banshu Sarayashiki. Penerima tatapanku itu, Yukinoshita, malah menggerakkan matanya sambil melirik ke arah Meguri-senpai tanpa mengatakan sesuatu kepadaku.

  ...Ah, benar juga, ternyata ini ulah Meguri-senpai.

  Meski begitu, Meguri-senpai sendiri tampak sibuk dalam pekerjaannya. Dia juga akan mengikuti ujian masuk Universitas dalam waktu dekat, jadi seharusnya pekerjaan semacam ini diserahkan ke orang lain. Itu berarti, harus ada semacam pemilihan Ketua OSIS baru...Dia tidak bisa meletakkan jabatannya begitu saja tanpa ada penerusnya yang terpilih.

  Setidaknya, harus ada seseorang yang bisa mengurangi bebannya.

  Akupun menggelengkan kepalaku, dan suasana hatiku bertambah baik, kupindahkan tatapanku ke dokumen-dokumen ini lagi.

  Aku mulai memperkirakan dimana para siswa harusnya duduk, mereka nanti harus berpindah kemana, lalu tempat tunggu dimana lomba selanjutnya akan digelar, lalu posisi gerbang masuk dan keluarnya dimana,  membayangkan bagaimana gerakan siswa ketika aku memberi mereka instruksi, lalu menyesuaikannya dengan berbagai susunan acara.

  Ah, ini gampang sekali...

  "Tolong bantu aku mengenai hal ini juga ya."

  Satu dokumen lagi bertambah di tumpukan dokumen milikku. Apa ini artinya pekerjaanku akan bertambah? Oi, mejaku ini bukan Dropbox, jangan seenaknya saja menaruh sesuatu disini, aku benar-benar akan mendapatkan masalah.

  Ketika kulihat orang yang disampingku, kulihat Yukinoshita sedang mengetik sesuatu di laptop.

  Gadis ini benar-benar bekerja terus, seperti dugaanku...Ketika melihat yang lain sedang bekerja, membuatku merasa kalau diriku juga harus melakukan itu. Kupikir melirik ke arah sumber tekanan ini benar-benar ide yang buruk.

  Sayangnya, tekanan semacam ini tidak ada gunanya ketika berhadapan dengan para sukarelawan dari Klub. Suasana 'Itu bukan urusan gue' seperti sudah menjadi hal yang populer bagi mereka.

  Hal-hal semacam ini adalah sesuatu yang kami anggap sebagai hal yang wajib kami selesaikan.

  Meski aku memahami ini, aku merasa tidak nyaman jika aku tidak melakukan komplain mengenai hal ini. Sambil mengerjakannya, mulutku juga mengatakan sesuatu.

  "Kenapa aku merasa kalau yang kulakukan selama ini hanyalah bekerja dan bekerja saja."

  "Itu agak mengejutkan."

  Yukinoshita menjawabnya dengan santai. Tentu saja, kedua tangannya tampak tidak sedang beristirahat, aku masih bisa mendengar suara dari keyboardnya.

  Seperti kata Yukinoshita tadi, hal yang mengejutkan memanglah mengejutkan. Aku sendiri tidak menyangka kalau aku akan mengerjakan pekerjaan yang semacam ini.

  "Memang benar. Ayahku mungkin akan jatuh pingsan jika dia mendengar kalau aku sedang bekerja keras disini."

  "Yang kumaksud sebenarnya bukan itu...Bukan, tapi yang barusan juga bisa dikatakan mengejutkanku juga. Well, kurasa ayahmu mungkin memang seperti itu."

  Aku mendengar suara embusan napas Yukinoshita yang tampak keheranan. Tapi, hanya ada satu kalimat yang bisa menjelaskan itu.

  "Kurasa, karena dia adalah ayahku."

  "Ya mungkin itu ada benarnya...Tapi kalau dibandingkan denganmu, aku malah lebih terkejut dengan Sagami-san."

  Mendengar nama itu, akupun menolehkan kepalaku dengan diliputi rasa terkejut. Yukinoshita sedang melihat ke arah Sagami, yang tampak sedang bekerja di meja seberang.

  "Aku terkejut melihatnya bekerja dengan serius."

  "Kurasa itu terlalu berlebihan..."

  Kenapa kau terkejut? Bukankah yang membujuknya untuk menerima jabatan itu adalah dirimu? Tapi, kalau dipikir-pikir lagi, aku ternyata juga terkejut melihatnya.

  Awalnya kukira Sagami pasti kehilangan minatnya untuk terus bekerja, tapi diluar dugaan, dia tampak mengerjakan dengan serius pekerjaannya.

  Well, mungkin dia sendiri menganggap kalau saat ini adalah momen-momen krusial baginya.

  Jika opini publik terus menurun terhadap dirinya, Sagami mungkin sudah tidak punya peluang lagi untuk mengembalikan citranya. Satu-satunya jalan tersisa baginya adalah menyalahkan mereka yang berada di posisi yang lebih baik darinya untuk melindungi sisa-sisa harga dirinya.

  Harga diri seseorang, keangkuhan diri itu memang sifat yang sangat sensitif.

  Tapi, jelas akan lebih baik jika dia benar-benar melakukan ini dengan serius. Tapi kenyataannya, ini bukanlah akar dari permasalahan yang terjadi disini.

  Yukinoshita tampaknya paham betul dengan situasi ini, dan menambahkan beberapa kata-kata yang tajam.

  "Tapi, dia jelas tidak bisa kita katakan 'sangat bagus'. Karena sangat disayangkan kalau aku sendiri tidak bisa mendistribusikan pekerjaanku ini untuk ditangani olehnya."

  "Tidak ada gunanya membandingkan dirimu dengan dia."

  Jika aku menjadikan Yukinoshita sebagai dasar perbandingan, maka semua orang jelas tidak berkompeten untuk melawannya.

  Tiba-tiba, Yukinoshita melihatku dengan kesal seperti hendak marah denganku.

  "Aku bukanlah apa-apa. Banyak orang yang bisa dikatakan lebih baik dariku."

  "Well, kalau menurutmu begitu..."

  Mereka yang mungkin selevel dengannya adalah orang-orang yang sejenis dengan Haruno atau Hayama.

  "Juga..."

  Yukinoshita mengatakannya dengan pelan.

  Aku tidak tahu persis sejak kapan, tapi kedua tangannya berhenti mengetik. Dia tampak mengepalkan tangannya di atas keyboard, aku bisa melihat kalau dia menaruh segenap tenaganya untuk itu.

  "...Aku sendiri tidak bisa dikatakan luar biasa. Jadwal yang kita miliki saat ini sudah diambang kehancuran."

  Dia lalu menekan tombol keyboard dengan tenaga yang cukup besar. Sepertinya dia sedang mengedit jadwal dan mencocokkannya dengan perkembangan pekerjaan yang sudah diselesaikan.

  Tapi, itu bukanlah salah Yukinoshita kalau jadwalnya harus disusun ulang lagi. Begitulah, mereka juga tetap akan tidak mau bekerja meskipun jadwalnya tidak ada.

  "Itu bukanlah kesalahanmu."

  "Begitukah menurutmu..."

  "Sebenarnya tidak juga. Itu adalah salah komunitas sosial, ini salah masyarakat."

  "Kau memang yang terbaik ketika mencari kambing hitam."

  Yukinoshita tertawa kepadaku dan melihatku seperti seorang idiot. Dia membetulkan posisi punggungnya dan menatap kembali ke arah laptopnya. Seperti sedang memikirkan bagaimana mengganti waktu yang hilang dimana harusnya ada pekerjaan yang terselesaikan, dia mulai mengetik kembali keyboardnya.

  Yukinoshita merasa kalau dirinya juga bertanggungjawab atas hal ini. Tapi jujur saja, masalah ini ada bukan karena kesalahan Yukinoshita.

  Daripada sibuk memikirkan shift dan jadwal, yang terpenting adalah mencari tahu alasan mengapa mereka menunda-nunda pekerjaan mereka.

  Ada sebuah motif disini.

  Meskipun mereka tidak terlihat seperti memboikot rapatnya, tapi pekerjaannya tersendat karena pihak yang lain merasa mereka diperbolehkan tidak bekerja selama tidak mengganggu aktivitas Klub.

  Dalam situasi semacam ini, mereka yang datang kesini untuk bekerja, kemungkinan besar tidak punya motivasi untuk bekerja.

  Meski kita sudah berusaha memakai sistem shift untuk alokasi pekerjaannya, ini berarti kita juga sudah kehilangan kemampuan untuk menempatkan pekerjaan agar sesuai tepat waktu. Kekurangan tenaga ini akhirnya membuat para pimpinan panitia harus turun ke bawah untuk membantu.

  Pada akhirnya, kami yang akan mengerjakan berbagai pekerjaannya.

  Juga, banyak sekali faktor yang tidak jelas dibalik ini semua.

  Melihat perkembangan kami saat ini, kurasa kelak, faktor-faktor yang tidak jelas ini akan membuat festival ini menjadi gagal.








x Chapter VIII Part 2 | END x





  Mari kita cermati posisi kursi Hachiman dan Yukino. Apa kesimpulan yang bisa anda tarik?

  Mungkin kalau yang membuat analisis adalah penggemar Yukino, akan membahas kedekatan mereka, dll. Mereka yang Conan-wannabe akan mengatakan kalau siapa yang mengatur posisi kursi punya maksud terselubung. Oke, kita tidak akan membahas analisis kampungan semacam itu.

  Kita cermati posisi mereka berdua saat ini. Yukino adalah Wakil Ketua, dan Hachiman adalah anggota biasa. Mirip sesuatu? Posisi mereka saat ini mirip posisi mereka di Festival Budaya. Apa yang berbeda? Di Festival Budaya, posisi duduk Yukino jauh di depan Hachiman. Padahal, ruangannya sama.

  Namun disini, posisi duduk mereka bersebelahan. Ini menguatkan dugaan kalau keputusan Yukino di vol 6 chapter 3 untuk menerima request Sagami di Festival Budaya, agar bisa menghindari interaksi dengan Hachiman. Namun karena hubungan mereka kali ini baik-baik saja, malah mereka punya hubungan lebih dari sekedar teman, mereka duduk berdekatan.

  Juga, keputusan duduk bersebelahan ini menguatkan alasan Yukino di vol 10.5 chapter 3 untuk duduk di samping Hachiman yang sudah buntu dalam mengerjakan artikel koran. Seperti kata Hachiman, jika melihat orang lain yang bekerja, akan membuat dirinya termotivasi untuk bekerja.

  ...

  Buat yang belum tahu, harusnya pemilihan ketua OSIS yang baru dilaksanakan diantara Festival Budaya dan Festival Olahraga. Tapi Meguri meminta sekolah untuk memundurkannya ke awal Desember. Sekolah mengabulkan permintaan Meguri karena Meguri sendiri tidak disibukkan oleh ujian masuk universitas. Meguri sudah diterima lewat jalur rekomendasi. Jadi, Meguri dan para Pengurus OSIS yang masih duduk di kelas 2, yang akan menggelar pemilihannya.

  Alasan memundurkan pemilihan Ketua OSIS ini dikarenakan Festival Olahraga yang hampir gagal karena para panitianya membolos. Waktu itu, para Pengurus OSIS hanya duduk di kursi pimpinan, panitia biasa diisi oleh perwakilan kelas. Tapi kali ini, seluruh Pengurus OSIS turun gunung dan mengisi hingga kepanitiaan level bawah, sisanya baru diisi sukarelawan dari Klub. Meski hasilnya kurang lebih hampir sama, yang bekerja hanyalah Klub Relawan, Sagami, plus Pengurus OSIS. Sukarelawan Klub entah kemana.

  Sebenarnya, ada alasan lain mengapa Meguri memilih untuk memundurkan pemilihan ketuanya, yaitu ketika pendaftaran calon kandidat dibuka, tidak ada satupun siswa yang mau mencalonkan diri. Mungkin, Meguri berpikir dengan memundurkan pemilihan sekitar 1.5 bulan, Meguri bisa bergerilya untuk membujuk calon pendaftar.

  ...

  Sebenarnya, percakapan Hachiman dan Yukino ini mirip dengan percakapan mereka di vol 3 chapter 4. Sama-sama membawa nasib Ayah Hachiman, sama-sama membandingkan Haruno dengan Yukino.

  Tapi ini sebuah perubahan. Maksud saya, settingnya hampir sama, Yukinoshita membawa-bawa Haruno lagi, tapi Hachiman mengarahkannya ke hal yang berbeda. Adegan membandingkan Haruno dan Yukino terakhir kali terjadi di vol 6 chapter 8, disitu Hachiman menyarankan Yukino untuk tidak lagi mengejar Haruno dan menjadi dirinya sendiri.

  Sedang di chapter ini, Hachiman memilih untuk tidak terpancing untuk ikut-ikutan mengarah ke Haruno.

  ...

  Tebakan Hachiman kalau Yukino nantinya akan tumbuh menjadi gadis yang memberontak terhadap sumber tekanan, ternyata benar adanya.

  Dalam volume 10, Yukino benar-benar melawan dominasi Ibunya dalam segala pengambilan keputusan mengenai masa depannya.

1 komentar: