Senin, 20 Juni 2016

[ TRANSLATE ] Oregairu Vol 2 Chapter 4 : Karena Alasan Tertentu, Kawasaki Saki Keluar Dari Jalannya -8


x x x





  Sehari setelah kunjungan kami ke Maid Cafe, jumlah orang yang berada di ruangan Klub mencapai rekor tertinggi. Kami harus memeras otak kami lebih dalam lagi karena menurut Yukinoshita, ketika berusaha menyembuhkan penyakit yang diderita pasien sudah dianggap tidak memungkinkan lagi, maka kau harus memilih pendekatan yang berbeda dan mencoba untuk langsung melenyapkan sumber penyakitnya.

  Aku sadar betul kalau Yukinoshita dan diriku     dan mungkin saja Yuigahama juga     adalah anggota Klub ini. Juga tidak mengherankan melihat Totsuka dan Zaimokuza disini karena mereka sudah berkali-kali datang ke Klub ini. Dan ada satu orang lagi yang hadir di ruangan ini meski harusnya merupakan sebuah fenomena yang tidak wajar jika dia berada disini, dan anehnya, dia terlihat berbaur akrab dengan orang-orang disini.

  "Apa keperluanmu datang kesini, Hayama?" tanyaku.

  Hayama terlihat sedang membaca buku di dekat kaca jendela.

  Oi, yang benar saja! Pikirku.

  Ada apa dengan pemandangan pria tampan yang sedang membaca buku ini? Aku berani bertaruh kalau itu hanya adegan pura-pura saja. Ketika mendengarku memanggil namanya, Hayama menutup buku yang sedang dibacanya dan mengibaskan tangannya seperti hendak menjelaskan sesuatu.

  "Itulah yang sedang ingin kucari tahu, Yui menelponku dan memintaku datang kesini..."

  "Yuigahama?"

  Akupun menoleh ke arah Yuigahama, dia lalu membusungkan dadanya seperti bangga akan sesuatu.

  "Yep, aku memikirkan ini dalam-dalam, apakah kalian pernah memikirkan alasan mengapa Kawasaki-san berubah? Kuakui kalau rencana untuk menghilangkan alasan yang menyebabkannya begitu adalah hal yang bagus, tapi kita semua tidak tahu, sangat sulit untuk mengetahui apa alasan dia berubah karena tidak ada seorangpun yang memberitahu kita apa yang menyebabkan itu."

  "Yeah, kurasa begitu."

  Ajaib sekali, pendapat Yuigahama terdengar logis. Seperti terpana oleh sebuah mukjizat ini, aku hanya bisa menggerutu setelahnya. Yuigahama lalu melanjutkan.

  "Benar, bukan?! Karena itulah, kita harus memikirkan sesuatu untuk membalik hal itu. Jika dia berubah menjadi lebih buruk, maka kita tinggal merubahnya lagi sekali, dan dia akan kembali lagi menjadi gadis yang baik."

  Dia ini sejenis orang-orang yang percaya "dua kali salah maka pasti akan menjadi benar". Mungkin lebih tepat kalau disebut mirip pelawak yang bermain di The Three Stooges.

  "Kalau begitu, mengapa sampai perlu memanggil Hayama-kun?" Yukinoshita mengatakan itu seolah-olah tidak menyukainya, dia sepertinya tidak mempertimbangkan potensi-potensi yang dimiliki oleh Hayama.

  Tapi Hayama sendiri tampak tidak begitu peduli karena sejak tadi hanya menatap ke Yuigahama.

  "Masa kau tidak paham, Yukinon? Hanya ada satu alasan mengapa seorang gadis berubah."

  "Alasan seorang gadis berubah...Apa kau sedang membicarakan tentang penuaan?"

  "Bukankah itu sama saja dengan bilang bertambah tua?! Ka-Kau salahh paham! Dalam hati seorang gadis, sekali mereka menjadi gadis, maka akan selamanya begitu! Yukinon, berbanggalah sebagai seorang wanita!"

  "Ya ampun, jangan lagi membahas topik itu..." Yukinoshita terlihat lelah ketika meresponnya.

  Meski begitu, dia ada benarnya. Menurut pendapatku, gadis-gadis yang selalu mengatakan "Girl Power" aslinya memiliki girl power yang lebih rendah daripada gadis-gadis yang sering mereka sindir tidak memiliki girl power.

  "Satu-satunya alasan mengapa seorang gadis berubah a-adalah...cinta, atau sejenis itu."

  Aku serasa tidak percaya kalau gadis ini bisa mengucapkan sesuatu yang memalukan seperti itu.

  ...Tidak lupa juga kalau dia adalah orang yang paling tersipu malu di ruangan ini.

  "Ngo-Ngomong-Ngomong! Ketika kau mencintai seseorang, maka seluruh duniamu akan berubah! Karena itulah, kupikir aku kenal seseorang yang bisa memicu munculnya reaksi itu...Jadi kupanggil Hayato-kun kesini."

  "Err, aku sendiri tidak mengerti mengapa kau berpikir kalau aku punya sesuatu yang seperti itu," Hayama mengatakan itu ke Yuigahama dengan senyum yang kecut.

  Oi, bajingan, kata-katamu yang tidak mengerti apa alasannya itu hanya membuatku bertambah jengkel kepadamu! Zaimokuza tampaknya memikirkan hal yang sama, karena dia menatap Hayama di saat yang bersamaan denganku.

  "Aku sendiri yakin di SMA ini banyak sekali pria yang menarik dan disukai para gadis. Bahkan di dalam ruangan ini juga ada...Bukankah Totsuka sendiri juga cukup populer?"

  Oh, baguslah...Jadi Hayama sudah sadar dengan popularitasnya...Maksudku bukan begitu, aku tidak akan pernah memaafkan si brengsek ini. Zaimokuza memikirkan hal yang sama denganku, karena dia juga menatap ke arah Hayama di saat yang bersamaan denganku.

  "A-Aku? Aku sendiri tidak tahu soal hal itu..." Totsuka menunduk ketika mengatakannya, wajahnya memerah.

  Melihat sikapnya yang seperti itu, Yuigahama menyilangkan lengannya dan berpikir sejenak.

  "Hmm. Kupikir Sai-chan memang manis, tapi menurutku dia bukan tipe pria kesukaan Kawasaki-san. Sedang pria lainnya, mari kita pikir dengan logis, chuuni ya chuuni. Itu menyisakan kita dengan satu-satunya opsi, yaitu Hayato-kun."

  "Oi, jangan seenaknya menganggap diriku tidak ada."

  Wajahnya memerah. "K-Kalau kau tidak perlu dipertanyakan lagi, Hikki!"

  Sial, dia tidak perlu meneriakkan itu dengan lantang tepat di depanku...

  Di sisi lain, Zaimokuza malah terlihat lebih terpukul dariku yang eksistensinya tidak dihiraukan olehnya...Apakah, karena dia disebut dengan Chuuni?

  "Penilaian dari Yuigahama-san bisa dikatakan tajam. Memangnya, kau sendiri percaya kalau ada orang lain di kelasmu yang memperhatikanmu?" Yukinoshita mengatakannya kepadaku.

  "Tidak."

  Aku setuju dengannya. Kau tahu, jika aku ini seorang gadis, aku tidak akan tertarik dengan seorang penyendiri di kelas, seperti diriku. Mau bagaimana lagi, eksistensiku sendiri adalah berada di bawah bayang-bayang. Whoa, aku ini ternyata Ninja yang luar biasa. Percaya deh!

  "Oh, uh, aku tidak bermaksud seperti itu. Maksudku, kau sendiri tidak seburuk itu. Hanya saja, tahulah, beberapa hal dan begitu...Intinya, aku meminta bantuan Hayato-kun."

  Ketika aku memikirkan bagaimana aku seharusnya memanfaatkan skill-skill Shinobi milikku agar bisa mendukungku untuk menjadi Hokage suatu hari nanti, Yuigahama lalu berjalan ke depan Hayama, menepuk kedua tangannya dan menundukkan kepalanya.

  "Maukah kau membantu kami?"

  Mustahil akan ada pria yang menolak jika dimintai tolong seperti itu. Banyak hal terjadi dalam kehidupan seorang pria. Mereka akan sangat bahagia jika seseorang meminta tolong kepada mereka dan merasakan semacam perasaan nyaman di dada mereka jika orang yang meminta tolong itu mengatakannya dengan sungguh-sungguh. Para pria sejak kecil memang termotivasi untuk menjadi pahlawan yang menolong orang lain. Yah, hal-hal semacam itulah...

  Hayama ternyata tidak jauh berbeda. Dia mengangguk seperti mengatakan, "Oke, aku paham". 

  "Kurasa kalau itu alasannya, mau bagaimana lagi. Aku tidak bisa menjamin sesuatunya, tapi aku akan memberikan yang terbaik." Dia lalu berhenti sejenak.

  Dia lalu menepuk bahu Yui, "Kau juga lakukan yang terbaik, Yui."

  Ugh, bukankah dia harusnya menjadi orang yang 'melakukan yang terbaik'?

  "Te-Terima kasih..." Yuigahama menjawabnya dengan malu-malu setelah disentuhnya.



  ...



  Dengan begini, rencana Yuigahama "Operasi: Eksploitasi Potensi Gigolo Dari Hayama!" dimulai. Ngomong-ngomong, nama operasi barusan terdengar menyedihkan.

  Inti dari rencananya sangat sederhana.

  Hayama akan menggunakan seluruh kekuatan gigolonya untuk menangkap dan menjebak hati dari Kawasaki.

  Ngomong-ngomong, kenapa orang-orang suka memakai kata 'menangkap hati' sih? Bahkan gigolo yang ahli sekalipun tidak akan merobek dada seseorang untuk diambil hatinya.

  Kami akhirnya berpindah lokasi menuju parkir sepeda, bersiap-siap menunggu kedatangan Kawasaki. Tentunya, karena pemandangan Hayama bersama kami ini terasa sangat janggal dilihat oleh siapapun, kami berusaha menjaga jarak sehingga kami bisa mengobservasi aksi Hayama tersebut tanpa dicurigai orang lain.

  Waktu yang ditunggu-tunggu telah tiba.

  Kawasaki tampak berjalan ke arah parkiran sepeda dari kejauhan, berjalan dengan langkah yang menyeret seperti hari-hari biasanya. Kawasaki terlihat menguap ketika sedang membuka kunci sepedanya, lalu Hayama memutuskan untuk muncul di momen tersebut.

  "Halo yang disana. Kau terlihat seperti sedang kelelahan," dia mengatakan itu dengan santainya.

  Adegan ini sebenarnya hanyalah sandiwara belaka, tapi entah mengapa sapaannya terdengar natural sehingga membuat kami, yang berada di agak jauh di belakangnya, secara spontan mengatakan "Halo juga".

  "Apa itu karena kau bekerja part-time? Kata orang, kau harusnya tidak menggigit sesuatu lebih dari apa yang bisa kau kunyah." Dia mengatakan itu dengan ekspresi yang penuh dengan kepedulian.

  Aku tidak percaya kalau itu adalah Hayama...Begitulah yang dipikirkan oleh separuh diriku, sedang separuhnya lagi sedang jatuh cinta kepadanya.

  Sementara itu, Kawasaki hanya mendesah kesal.

  "Terimakasih sudah perhatian denganku. Sampai jumpa." Dia mulai mendorong sepedanya seperti masa bodoh dengan apa yang baru saja terjadi di dunia ini.

  Tapi ketika dia berjalan membelakanginya, sebuah suara yang hangat memanggilnya, suara yang bisa melelehkan hati yang paling beku sekalipun.

  "Begini..."

  Suara itu membuat Kawasaki berhenti. Dia lalu melihat ke arah Hayama dari balik bahunya.

  Sebuah tiupan angin di awal musim panas bertiup diantara keduanya. Dalam situasi yang tiba-tiba berubah menjadi situasi rom-com, Yuigahama mencondongkan tubuhnya ke depan dengan antusiasme yang tinggi, meremas kedua tangannya yang berkeringat tersebut. Sementara Zaimokuza, seperti dipenuhi oleh kebencian dan kedengkian yang mendalam, bahkan kepalan tangannya tersebut seperti dipenuhi aura untuk membunuh sesuatu.

  Setelah tiupan angin tersebut berhenti, Hayama lalu mengeluarkan kata-katanya. Hayama memancarkan aura pria tamvan di sekitarnya. Dia seperti menebarkan feromon.

  "Kau tidak perlu pura-pura kuat dalam menjalani semua ini."

  Untuk sejenak, mereka berdua terdiam.

  "Tidak, tapi terima kasih." Kawasaki lalu beranjak pergi dari tempat parkir dan mengayuh sepedanya.

  Tapi bagi Hayama Hayato, waktu seperti berhenti. Dia seperti dicampakkan oleh seorang gadis. Butuh sekitar 10 detik bagi Hayama untuk kembali ke dirinya yang seperti biasanya.

  "Sepertinya aku baru saja ditolak," dia mengatakan itu sambil tertawa kecil.

  "Oh, kerja bagu     pfffft."

  Maksudku, aku bermaksud untuk menyemangatinya, tapi tidak ada kata-kata yang keluar dari mulutku. Sebuah sensasi aneh mulai menendang-nendang perutku. Sial! Sisi lain diriku mulai tidak terkendali! Ketika aku berjuang untuk menekan perasaan tersebut mengambil alih diriku, pria disebelahku malah kumat.

  "HAHA, BWAHAHAHA! Kau di-ditolak! Ditolak! Ternyata tidak menarik, ditolak! Bwahahaha!"

  "Di-Diam kau, Zaimokuza! Pffft..." Aku mengatakan itu dengan kencang.

  "Tawa kalian berdua itu kejam sekali!" Totsuka berusaha memperingati kami, tapi dia sendiri juga seperti berusaha keras untuk menahan tawanya.

  Tapi Zaimokuza sendiri seperti terjangkit infeksi tawa yang akut, sehingga tidak bisa tertolong lagi.

  "Se-Sebenarnya aku tidak masalah dengan itu, Totsuka," Hayama mengatakan itu dengan ekspresi kecut.

  ...Ya ampun, dia ini memang nice guy. Dia tetap membantu kita meski dia sendiri tidak yakin, lalu dia dipermalukan. Meski begitu, dia menganggapnya sebagai bahan candaan saja.

  Seperti yang kuduga, Zaimokuza mengecilkan suara tawanya seperti bersimpati dengan situasi Hayama, lalu dia pura-pura batuk.

  "Tuan Hayama...Kau tidak perlu pura-pura kuat dalam menjalani semua ini....Pffft! Hahahaha!"

  "Dasar goblok! Hentikan itu, Zaimokuza! Jangan membuatku tertawa lagi!"

  Melihat diriku dan Zaimokuza yang tertawa terbahak-bahak, wajah Yuigahama terlihat kesal.

  "Kalian berdua adalah manusia yang paling menyedihkan..."

  "Jadi kesimpulannya, ini adalah sebuah kegagalan. Mau bagaimana lagi. Malam ini, kita akan coba datangi tempat satunya." kata Yukinoshita.

  "Kurasa begitu..." akupun menjawabnya.

  Ini menyenangkan sekali.

  Ini adalah pertamakalinya aku merasa bersyukur bergabung dengan Klub Relawan.



  


x Chapter IV Part 8 | END x






  Zaimokuza sebenarnya tidak datang berkali-kali ke Klub Relawan karena ada perlu, tapi kebanyakan karena mencari Hachiman dan rapat tentang materi light novel yang tidak akan pernah selesai. Di vol 1 chapter 8, Zaimokuza memang pernah datang ke ruangan klub untuk mencari Hachiman, sedang Hachiman sendiri masih menulis essay tentang kehidupan SMA di kelasnya. Karena hanya mendapati Yukino, Zaimokuza lalu pergi dari ruangan Klub.

  Untuk Totsuka sendiri, saya tidak begitu yakin apakah maksud Hachiman orang yang sering berkunjung ke Klub ataukah orang non-member klub yang sering berinteraksi dengan member klub? Karena Hachiman sendiri melihat Totsuka belajar bersama Yui dan Yukino. Tapi...Well, kita ini sedang membahas malaikat. Jadi, kita tidak perlu membahas ini lebih jauh. Tidak perlu logika, karena pasti auto-win.

  ...

  Melihat bagaimana Hayama tetap membaca buku (e-book) ketika kegiatan perkemahan (vol 4 chapter 5) dengan menggunakan tablet, Hayama bisa dipastikan kutu buku seperti ketiga orang lainnya. Yaitu Hachiman, Yukino, dan Haruno.

  ...

  Satu-satunya alasan yang membuat seorang gadis berubah adalah cinta.

  Ini adalah sebuah quote dimana Hayama dan Hachiman sendiri dengar secara langsung. Di volume 10 chapter 8, Hayama tampaknya berusaha memberitahu Hachiman kalau Yukino berubah karena dia mencintai Hachiman.

  Lalu mengapa Hayama memilih untuk tidak memberitahunya secara langsung? Karena dalam marathon (vol 10 chapter 7), secara jelas Hachiman mengatakan terganggu dengan gosip Hayama-Yukino. Kemungkinan besar Hayama berpikir cepat atau lambat mereka berdua akan menyadarinya, toh kedua pihak sama-sama menyukai satu sama lain.

  Ironisnya, Yui yang 'konon katanya' (sebenarnya secara resmi iya) mencintai Hachiman sejak awal masuk SMA, tidak berubah sama sekali. Memilih diam dan membiarkan janjinya ke Komachi, lalu menjalani gaya hidup SMA dengan bergabung kepada siapapun yang berada di kasta teratas. Lebih ironis lagi : ternyata gadis yang berubah selama ini adalah saingannya, Yukinoshita Yukino.

  ...

  Ketika kau mencintai seseorang, maka seluruh duniamu akan berubah!

  Quote dari Yui ini ternyata terjadi kepada Yukino, ironisnya...Yui sendiri tidak mengalami itu. Entah Watari sengaja atau tidak...

  ...

  Pernyatan Hachiman tentang tidak akan ada gadis yang tertarik dengan penyendiri di kelas terbantahkan di volume-volume mendatang. Yui, Ebina, dan Saki ternyata tertarik dengan Hachiman!

  ...

  Pernyataan Hachiman tentang permohonan seorang gadis yang dikatakan dengan sungguh-sungguh maka mustahil ditolak, adalah bohong.

  Volume 7 chapter 9, Yui meminta Hachiman berubah sambil menangis. Lalu kondisi yang sama terjadi lagi di vol 9 chapter 9, Hachiman memilih untuk mengabaikan kata-kata Yui dan mengikuti kata-kata Yukino.

  Volume 9 chapter 8, Yukino meminta Hachiman untuk menolongnya suatu saat nanti. Melihat monolog di chapter tersebut, kita semua tahu kalau Hachiman mustahil menolak permintaan Yukino.

  Volume 10 chapter 4, Miura meminta tolong soal Hayama sambil menangis. Hachiman menyanggupinya, itupun dengan embel-embel sebagai ekspresimen keputusannya kepada Yukino kelak.

  Kesimpulannya: *) syarat dan ketentuan berlaku.

  ...

  Ada kemungkinan kata-kata Hayama tentang adanya pria yang menarik bagi para gadis di ruangan Klub Relawan sebenarnya merujuk ke Hachiman. Berdasarkan kata-kata Hayama sendiri di vol 2 chapter 3 kalau Hachiman sendiri akrab dengan kedua gadis di ruangan itu.

  ...

  Kemampuan Watari dalam menulis plot cerita bisa diacungi jempol. Disini, Yui mempertanyakan tipe pria seperti apa yang disukai Saki.

  Sebenarnya, Saki menyukai tipe pria pekerja keras, dan paling penting...peduli dengan saudara-saudaranya (Taishi dan Keika). Entah disengaja atau tidak, di setiap momen pertemuannya dengan Saki, Hachiman selalu terlihat bekerja keras. Misalnya di chapter ini, festival budaya, menggagalkan pencalonan Yukino dan Yui, Event Kolaborasi Natal, dan Event Kursus Memasak Coklat.

  Soal kedekatan Hachiman dengan saudara Saki, kita tidak perlu ragu soal itu. Keika sangat menyukai Hachiman (Ha-chan). Taishi? Sebenarnya, Taishi ini hanya berusaha mendekati Hachiman agar memperoleh restu mendekati Komachi.

  Mari kita pakai logika, vol 5 chapter 2, Taishi menekankan kedekatan Hachiman dengan Yukino (gadis yang paling manis menurut Taishi). Padahal, Hachiman sendiri melihat Saki cantik. Kenapa Taishi tidak berusaha mendekatkan Saki dengan Hachiman? Bukankah itu akan mempermudah dirinya menjadi murid/pengagum Hachiman jika mereka berdua berpacaran?

  Jawabannya sederhana, Taishi menyukai Komachi.

  Ini juga menyedihkan mengingat fakta Taishi sering melihat Yui, Yukino, dan Hachiman bertiga, tetapi hanya Yukino dan Hachiman yang dianggap berpasangan oleh Taishi. Apa Taishi ini...

  Oke, kita kembali ke topik...maksud saya dengan cara penulisan plot yang baik adalah Watari mengulangi adegan ini kembali di vol 7 chapter 3. Tobe, Yukino, Hachiman, dan Yui di ruangan klub. Yui kembali mempertanyakan tipe pria seperti apa yang disukai Ebina. Padahal, tipe pria yang disukai Ebina jelas-jelas ada di ruangan itu, Hikigaya Hachiman!

  ...

  Mungkin Yui akan berubah pikiran jika tahu kebenaran tentang sikap Hayama ke Miura di volume 10 chapter 7, mungkin Hayama-lah pria paling menyedihkan di dunia ini...

1 komentar: