Sabtu, 18 Juni 2016

[ TRANSLATE ] Oregairu Vol 2 Chapter 4 : Karena Alasan Tertentu, Kawasaki Saki Keluar Dari Jalannya -6

  Percaya atau tidak, kita ini baru sampai di separuh vol 2 chapter 4....Holy sh*t!

x x x






  Satu jam berlalu sejak Hiratsuka-sensei pergi ditemani cahaya matahari sore. Dengan ditemani bintang-bintang di langit malam, kami kini ada di Stasiun Chiba.

  Komachi pergi meninggalkan kami untuk membawa pulang Kamakura. Terlalu dini bagi siswi SMP seperti Komachi pergi ke pusat bisnis Kota Chiba. Makan-makan bersama teman-temannya di Yokado Food Court justru lebih cocok untuknya. Tapi serius ini, apa yang dicari siswa SMP di Yokado? Aku mulai membenci tempat itu semenjak aku menemani Ibuku berbelanja disana. Ibuku harusnya pergi ke tempat lain seperti Mother Park.

  Ngomong-ngomong, saat ini adalah jam 7.30 malam. Ini adalah waktu dimana kota mulai sibuk dengan aktivitas malam.

  "Di Kota Chiba, hanya ada dua tempat yang bernama 'Angel' yang beroperasi hingga pagi," kataku.

  "Dan tempat ini salah satunya?" Yukinoshita menatap curiga ke papan nama yang terbuat dari neon yang bertuliskan "Maid Cafe Angel".

  Di samping papan nama itu, ada sebuah ilustrasi yang menggambarkan gadis dengan telinga kucing dengan sebuah kata: "Selamat datang, woof ♪"

  Ekspresi wajah dari Yukinoshita seperti mengatakan, "apa-apaan ini?"

  Akupun juga merasa seperti itu. Apa-apaan sih? Selamat datang, woof, meow? Apa mereka pikir mereka itu kucing atau anjing? Bahkan nama "Angel" sendiri saja sudah terasa tolol. Nama Angel saja tidak ada hubungannya dengan kafe ini.

  "Jadi ada maid cafe di Chiba..." Yuigahama mengatakan itu sambil melihat-lihat gedung itu.

  "Kau naif sekali, Yuigahama. Tidak ada hal yang Chiba tidak miliki. Tren yang berbeda dan menjadi pionir adalah ciri khas Chiba. Sayangnya, Chiba dikelilingi berbagai macam tempat penting jika kau lihat lebih dalam. Itulah Chiba."

  Itu benar sekali. Kau bisa katakan kalau Chiba adalah propinsi yang kurang beruntung karena dikelilingi oleh tempat-tempat penting. Bandara Internasional Narita, Tokyo Game Show, Country Farm Tokyo German Village, Chiba Shibuya     tempat-tempat itu mempengaruhi tren di Chiba, biasanya didominasi pengaruh dari Tokyo. Beradaptasi dan menambah-nambah sesuatu adalah khas Chiba. Kalau kau memikirkan tentang adanya One Hundred Hills, hunian elit di Chiba, kau bisa katakan kalau Chiba ini memiliki salah satu hunian elit di dunia ini.

  Tidak lupa juga kereta Keisei-Chiba, dimana industri kreatif berkumpul di satu tempat, menciptakan budaya baru di Chiba. AKI-BA memiliki pengucapan yang sama dengan CHI-BA. Jadi normal-normal saja kita punya maid cafe disini.

  "Aku tidak begitu tahu soal tempat ini...Umm, jadi maid cafe itu semacam tempat apa?" Totsuka mengatakan itu sambil terus memandangi nama kafe tersebut.

  Kurasa, dia tetap tidak paham meski disana ada tulisan, "Mari habiskan waktumu dengan MOE MOE Maid time?". Mungkin dia malah akan bertanya, "memangnya bagaimana cara menghabiskan maid time?", atau "Apakah ini yang dinamakan maid?"

  "Oh, karena aku sendiri belum pernah datang ke tempat semacam ini, aku sendiri tidak bisa memberikan penjelasan detail...Jadi kupanggil seseorang yang tahu tempat apa ini." kataku.

  "Oho. Jadi kau memanggilku, Hachiman."

  Seperti menganggap itu kode untuk kemunculannya, Zaimokuza Yoshiteru muncul dari pintu keluar Stasiun Keisei-Chiba. Dia memakai mantel meskipun sebentar lagi musim panas, dan keringat bermunculan di keningnya ketika dia tertawa. Banyak jejak-jejak garam di kerah mantelnya. Tahu tidak, kalau disini adalah China tempo dulu, maka dia akan dihukum mati karena memproduksi garam ilegal.

  "Whoa..." Yuigahama tampak terkejut.

  Tapi aku tidak bisa menyalahkannya, karena aku sendiri jauh lebih terkejut daripada dirinya.

  "Kenapa kau memasang ekspresi seperti itu meski kau sendiri yang menelponku untuk datang kesini?" kata Zaimokuza.

  "Oh, begini, aku menelponmu karena kita tidak punya opsi lagi, dan harus ada orang yang melakukannya. Memikirkanmu saja sudah membuatku jengkel."

  "Aku paham," kata Zaimokuza sambil tertawa licik.

  Dia malah membuat suaranya terdengar sombong. Kampret, pergi jauh-jauh aja lu!

  "Memang, sangat sulit menahan kekuatan yang sebenarnya ketika harus bertempur dengan musuh bebuyutan. Kau harusnya meningkatkan rasa bencimu itu seratus kali lebih banyak!"

  "Yep, yep. Karena itulah kau ini menjengkelkan."

  Jujur saja, aku tidak ada niatan untuk memanggilnya, tapi hanya ada dua orang yang kutahu paham soal beginian, mereka yaitu Zaimokuza dan Hiratsuka-sensei. Tapi Hiratsuka-sensei tampaknya lebih fokus ke shounen manga daripada hal-hal sejenis ini, jadi ini membuat pilihannya menjadi satu.

  Aku sudah menjelaskan garis besarnya lewat SMS. Setelah Kawasaki Saki pergi ke parkiran sepeda, aku bertanya kepadanya tentang tempat bernama "Angel" yang buka sampai pagi. Zaimokuza meresponnya dengan kalimat: "Maid Cafe Angel".

  "Zaimokuza, kau yakin ini tempatnya?"

  "Oh, aku yakin sekali."

  Zaimokuza lalu menekan tombol-tombol di HP-nya dan menunjukkan layar berisi hasil pencarian dari Google. Smartphone memang berguna, tapi jika kau menggunakan itu di setiap hal yang ada dalam hidupmu, jari-jarimu akan kelelahan. Perusahaan Ubiquitous Computing Technology adalah perusahaan yang memasarkan bantal untuk jari-jari sehingga jari-jarimu tidak lelah ketika menggunakan smartphone.

  "Menurut Google, ada dua kandidat di kota ini. Dan karena kita membahas Kawasaki, maka kita harus memilih tempat ini. Aku juga mendengar hal serupa dari roh penjagaku." Zaimokuza menjawabnya dengan penuh percaya diri.

  Akupun menelan ludahku sendiri. "Ba-Bagaimana bisa?"

  Mungkinkah orang ini memiliki penglihatan yang tidak umum? Zaimokuza terlihat menggerutu kesana-kemari.

  Ah, orang ini sebenarnya juga tidak begitu yakin, pikirku. Yang barusan dia katakan hanyalah sebuah keyakinan.

  "Well, kalian diam saja dan ikuti aku...Aku akan membuat para maid disana menjadi patuh kepada kalian," Dia mengatakan itu sambil mengibaskan mantelnya. Angin yang bertiup juga membuat adegan itu terasa dramatis.

  Orang ini...

  Kalau dia berani bicara begitu, maka aku tinggal mengikuti dia di dalam. Menuju tanah yang dijanjikan, sebuah tempat yang dipenuhi oleh susu dan madu     Kerajaan Suci Harem.

  Sambil membayangkan apa yang akan dilakukan para maid itu kepadaku nanti, akupun dengan mantap melangkahkan kakiku ke depan. Satu langkah kecil bagi manusia, satu langkah besar bagi diriku.

  Tiba-tiba ada seseorang yang menarik-narik blazerku. Ketika kulihat, Yuigahama menatapku dengan kesal.

  Dia tidak mengatakan apapun.

  "...Ada apa?" tanyaku.

  "Tidak ada. Kupikir kau itu tipe orang yang tidak mau pergi ke kafe yang seperti ini, Hikki. Aku merasakan sesuatu yang buruk disana." Dia menarik blazerku dengan kedua ujung jarinya, ditambah dengan ekspresinya yang kesal.

  Jangan sentuh diriku. Kau akan merusak blazerku!

  "...Aku tidak paham maksudmu. Gunakanlah subjek, predikat, dan objek dalam kalimatmu."

  "Maksudku, bukankah tempat ini hanya untuk tamu pria? Lalu para gadisnya harus bagaimana?"

  Hmm? Oh benar juga, kalau dipikir-pikir, apa para gadis juga sering mampir di maid cafe? Kuharap Zaimokuza-sensei mau mengajariku, lalu aku menatapnya dengan berharap. Zaimokuza-sensei melipat lengannya seperti mengatakan "Serahkan padaku!" atau sejenis itu. Lalu, dia mengatakan sesuatu dengan nada tinggi.

  "Jangan khawatir, mademoiselle!"

  "Siapa madder mozell...? Aku sebenarnya tahu apa maksudnya, tapi aku memilih untuk tidak mengakuinya.

  "Aku sudah mengantisipasi kalau kejadian semacam ini terjadi, jadi aku membawa beberapa seragam maid sebagai peralatan penyamaran," dia mengatakan itu sambil mengambil sesuatu dari belakangnya.

  Sebuah plastik pembungkus yang biasa kau temui di laundry, namun selain kostum maid, di dalamnya ada juga beberapa produk pembersih. Serius ini, bahkan disana ada juga pemukul besi dan panci besi...

  "Ohohohoho. Sekarang, Tuan Totsuka, mari kita ganti kostum...?"

  Hoo, aku tahu maksudmu. Kerja bagus!

  "H-Huh? Memangnya aku harus bagaimana...?" Totsuka terlihat mengambil langkah mundur dan menjauh dari Zaimokuza, yang berusaha mendekatinya.

  Serius ini, kenapa adegan ini mirip adegan film horor? Dalam situasi normal, aku akan memukul perut Zaimokuza dan menyelatkan Totsuka seperti pahlawan-pahlawan. Tapi hari ini, aku akan membuat pengecualian.

  A-Aku ingin melihatnya memakai pakaian maid...

  Akhirnya, Zaimokuza berhasil menyudutkan Totsuka di dinding. Kalau kau melihat adegan itu dari belakang Zaimokuza, dia benar-benar terlihat seperti monster.

  "Sekarang, Tuan Totsuka...Kau harus menurut kepadaku!"

  Melihat seekor makhluk di depannya yang menunjukkan sebuah kostum maid di depannya, Totsuka menggeleng-gelengkan kepalanya.

  "Tidak, tolong...Tidak."

  Tapi percuma saja menolak, Totsuka menyadari realita itu sebelum akhirnya menutup kedua matanya, dia terlihat seperti hendak menangis saja.

  Lalu terjadilah hal itu.

  "Oke, oke, okeee! Aku ingin mencoba memakainya juga! Ini terlihat manis!" Yuigahama mengatakan itu sambil mengambil kostum maid tersebut dari tangan Zaimokuza.

  "...Eh," Zaimokuza terlihat kecewa.

  Yuigahama memandangai Zaimokuza dengan ekspresi yang menyedihkan, seperti hendak mengatakan "Dasar perjaka yang menyedihkan!".

  "Huh, apa-apaan sikapmu itu? Kau membuatku jengkel!" kata Yuigahama.

  Dalam situasi normal, Zaimokuza biasanya akan pura-pura batuk dan langsung kabur, tapi karena dia sedang dirasuki oleh kekuatan dari kostum maid, dia membuat pengecualian untuk hari ini.

  "Hmph, kau pikir maid itu hanya sekedar memakai kostum dan selesai? Maid itu tidak sekedar kostum saja. Kau sendiri tidak punya jiwa seorang maid!"

  "Apa-apaan barusan? Aku tidak paham maksudmu sama sekali..." Yuigahama melihat ke arahku untuk mencari bantuan.

  Sayangnya, ini adalah situasi dimana aku membuat pengecualian.

  Begini, aku paham maksud Zaimokuza.

  "Bukan begitu, aku paham maksudnya. Bagaimana ya? Kau tampak tidak cocok jika kau memakai kostum maid. Jika ada Festival Budaya dan kau memakai kostum itu di maid kafe, yang kau dapatkan adalah para pelanggan yang marah-marah."

  Jujur saja, maid cafe atau sejenisnya pasti berisi para otaku dan para maid. Kira-kira perasaan semacam apa yang dimiliki oleh para maid tersebut melihat pelanggan mereka yang mengaguminya. Tampaknya itu adalah sebuah pengalaman yang luar biasa.

  "Kau mungkin saja bisa memakai kostum itu, tapi jiwamu tidak memakai kostum itu! Kembalilah setelah kau membaca manga Shirley yang bercerita tentang maid! Orang-orang sepertimu adalah orang-orang yang membuat kacau event Comiket, misalnya para cosplayer yang merokok ria di area merokok!"

  Yuigahama tampak mundur tiga langkah dari Zaimokuza yang emosi. Dia menggerutu kesana-kemari seperti mencari teman. Lalu dia menempel di punggung Yukinoshita.

  Yukinoshita, yang kini menjadi tameng Yuigahama, mendesah, lalu menunjuk ke arah papan nama "Maid Cafe Angel".

  "Tampaknya gadis juga diperbolehkan masuk,"katanya.

  Ketika kulihat tulisan yang sedang dia tunjuk, aku melihat sebuah tulisan:

  Gadis dipersilakan masuk, asal memakai kostum maid!

  Ya ampun, tulisan ini benar-benar serius. Tempat ini benar-benar dunia maid!





x Chapter IV Part 6 | END x



  Hachiman sepertinya tahu maid cafe itu tempat apa, tapi masalahnya dia tidak pernah kesana. Yui juga sepertinya tahu maid cafe, karena tidak ada tulisan kalau pengunjung kafe hanya pria.

  ...

  Yui tidak tahu soal nama "Angel" yang merujuk ke "distrik merah" alias tempat prostitusi. Jika Yui tahu kalau Hachiman membayangkan tempat-tempat seperti itu sebelumnya, Yui pasti tidak akan kaget dengan reaksi Hachiman.

  Saya rasa, karena Yukino tahu Hachiman sedang memikirkan distrik "lampu merah", Yukino sepertinya berpikir wajar jika Hachiman berniat kesana.

  ...

  Zaimokuza membawa beberapa kostum maid. Jika Zaimokuza menolak Yui sebagai maid, apakah mungkin Zaimokuza mengira Yukino cocok memakai kostum maid?

  ...

  Jelas-jelas Zaimokuza memilih maid cafe karena ingin melihat para gadis memakai kostum maid. Err, sebenarnya Totsuka yang utama...


1 komentar: