Kamis, 28 April 2016

[ TRANSLATE ] Oregairu Vol 2 Chapter 3 : Hayama Hayato Selalu Berada di Belakang Semuanya (2/3)


x x x





  “Tentu, kuserahkan kepa – “ Hayama baru sadar dengan yang dia ucapkan dan ekspresinya terlihat terkejut. “Huh?!”

  Meski begitu, tidak lama kemudian dia memasang senyumnya yang biasanya lagi.

  “Ahem, kenapa kau sampai perlu menangkap pelakunya segala?” dia menanyakan itu ke Yukinoshita.

  Ketika itu, Yukinoshita, ekspresinya sangat dingin, seperti kebalikan dari ekspresi Hayama. Yukinoshita mulai berbicara dengan perlahan seperti sedang memilih kata-katanya.

  “Mengirimkan pesan berantai...Itu adalah tindakan yang buruk untuk menghina harga diri seseorang. Sementara mereka bersembunyi dalam bayang-bayang tanpa diketahui siapapun, mereka berusaha memfitnah orang lain. Menyebarkan fitnah adalah hal terjahat yang pernah dilakukan manusia. Rasa ingin tahu itu adalah hal yang berbeda, tapi terus-menerus menyebarkan fitnah itu...Jika kau tidak menghilangkan akar penyebabnya, maka tidak akan pernah ada habisnya. Sumber: diriku.”

  “Apa barusan itu dari pengalamanmu?” tanyaku.

  Kuharap dia tidak terus-menerus mengatakan hal-hal yang bermakna ganda. Yukinoshita mengatakan itu dengan tenang, tapi aku bisa melihat semacam api hitam yang melapisi tubuhnya. Mungkin kau bisa mengatakan kalau dia memancarkan aura yang jahat.

  “Sebenarnya, apa sih enaknya menyebarkan fitnah? Kupikir tidak ada satupun hal bagus dari yang Sagawa-san atau Shimoda-san lakukan...”

  “Jadi kau benar-benar menemukan pelakunya...” Yuigahama mengatakan itu dengan senyum yang kecut.

  Hal-hal seperti ini membuatmu berpikir kalau Yukinoshita ini memiliki banyak sekali info dan betapa menakutkannya jika dia bertindak sebagai musuhmu.

  “Ya ampun, kehidupan SMP-mu sepertinya terjadi hal-hal yang menarik,” jawabku. “Aku sendiri belum pernah menerima semacam pesan berantai seperti itu.”

  “...Itu karena tidak ada satupun orang yang menanyakan nomor HP-mu!”

  “Kenapa, kau ini! Dasar bodoh! Aku punya hak atas kerahasiaan data pribadiku! Apa kau tidak tahu tentang hukum perlindungan informasi pribadi?!”

  “Itu adalah interpretasi tentang hukum itu...” Yukinoshita yang terlihat mengagumkan itu menambahkan kata-kataku sambil mengibaskan rambutnya yang ada di bahunya.

  Tapi, alasanku mengapa aku tidak begitu tertarik dengan drama pesan berantai ini mungkin seperti yang dia katakan. Aku sendiri tidak pernah ditanya nomor HP-ku. Disitulah perbedaan diriku dan Yukinoshita. Dia punya alasan untuk membenci hal itu sedangkan aku tidak punya. Kurasa, jika itu terjadi kepadaku, aku sendiri mungkin ingin menemukan pelakunya. Aku mungkin akan langsung pulang ke rumah dan menangis bersama bantalku.

  “Sederhananya, orang yang melakukan tindakan hina seperti ini layak mendapatkan ganjarannya,” Yukinoshita berkata. “Mata untuk mata, gigi untuk gigi – aku meyakini mereka akan menerima hukuman yang setimpal.”

  Yuigahama bereaksi seperti pernah mendengar kata-kata itu sebelumnya. “Oh, kalau tidak salah kita baru saja belajar mengenai itu di pelajaran sejarah hari ini! Kalau tidak salah itu dari magna charta ya?”

  “Itu Hammurabi,” jawab Yukinoshita. Lalu dia menatap ke arah Hayama. “Aku akan mencari pelakunya. Kurasa pelakunya akan berhenti jika aku berbicara dengan pelakunya sendiri. Mengenai hukuman pelakunya, kuserahkan kepadamu. Apa kau keberatan dengan hal itu?”

  “...Uh, kurasa tidak masalah,” Hayama terlihat menyerah.

  Sebenarnya, aku juga berpikir seperti Yukinoshita. Jika pelakunya sampai berusaha gonti-ganti nomor HP, itu berarti pelakunya benar-benar niat dan tidak ingin identitasnya ketahuan. Kalau begitu, pelakunya mungkin akan berhenti jika identitasnya ketahuan. Pada dasarnya, menemukan pelakunya adalah solusi tercepat untuk menyelesaikan kasus ini.

  Yukinoshita lalu menatap ke arah HP yang Yuigahama taruh di meja. Lalu dia menaruh tangannya di dagu seperti sedang berpikir.

  “Kapan SMS berantai itu mulai beredar?”

  “Minggu lalu. Benar tidak, Yui?” Jawab Hayama, dan Yuigahama mengangguk.

  ...Hei, Hayama. Kau baru saja memanggil nama depan Yuigahama. Mengapa bocah populer ini bisa dengan mudahnya memanggil nama depan para gadis dengan mudahnya. Kalau aku, pasti aku sudah gelagapan ketika hendak mengatakannya. Fakta kalau Hayama bisa mengatakan hal memalukan itu dengan mudahnya sementara dia terlihat santai-santai membuatku emosi. Apa, dia semacam orang Amerika atau sejenisnya?

  “Jadi itu terjadi minggu lalu, begitu ya,” Yukinoshita menggumam. “Yuigahama-san, Hayama-kun, apa terjadi sesuatu di kelas kalian minggu lalu?”

  “Kurasa tidak ada,” kata Hayama.

  “Yeah...”kata Yui. “Kurasa kelas suasananya terlihat seperti biasanya.”

  Mereka berdua terlihat saling menatap satu sama lain.

  “Aku ingin kau mengingatnya dengan teliti, Hikigaya-kun,” kata Yukinoshita. “Apa kau memperhatikan ada sesuatu?”

  “Dengan teliti katamu...”

  Aku memang sekelas dengan mereka. Karena aku mengamati dari tempat yang berbeda dari mereka berdua, mungkin ada hal-hal yang tidak mereka sadari tapi aku sendiri tahu...

  ...Jadi minggu lalu, huh? Itu artinya terjadi sesuatu minggu lalu. Sesuatu yang baru-baru ini terjadi, sesuatu yang terjadi baru-baru ini, akupun terus mengatakan itu di pikiranku, tapi aku tidak mendapatkan apapun.

  Saat ini, di pikiranku hanya terbayang adegan dimana aku memanggil Saika dengan nama depannya. Dan itu terjadi kemarin.

 

Saika
Manisnya
Aku memberanikan diriku
Untuk memanggilnya Saika
Kemarin


  Oh benar juga, aku kemarin mengobrol dengan Totsuka?! Setelah aku memikirkan itu, aku teringat sesuatu.

  “Ini terjadi kemarin. Orang-orang membicarakan tentang grup untuk kegiatan ‘Mengunjungi Tempat Kerja’.”

  Benar sekali, juga kalau perlu ditambahkan, kemarin Totsuka terlihat manis.

  Setelah aku mengatakan itu, Yuigahama menyadari sesuatu.

  “Ooooh, kurasa itu. Itu karena grup itu.”

  “Huh? Benarkah?” Hayama dan diriku mengatakan hal yang bersamaan.

  Hayama lalu melihatku dengan tersenyum. “Ternyata kita kompak ya,”

  Meski aku sebenarnya tidak peduli dengan hal itu, aku tetap mengatakan, “Uh, yeah...”

  Fakta kami memiliki momen yang sama untuk menjawabnya, jika Hayama adalah seorang riajuu tampan, maka harusnya Hachiman juga sama. QED. Tidak perlu dibuktikan lebih jauh lagi. (...yang terakhir tampaknya tidak perlu ditambahkan?).

  Hayama lalu menatap ke Yuigahama. Ketika menyadari hal itu, Yuigahama membuat suara tawa yang terkesan dipaksakan.

  “Er, tahu tidak, ketika kegiatan semacam ini harus dilakukan secara grup, ini memang mempengaruhi hubungan pertemanan di grup. Kadang orang-orang menganggap ini sebagai hal yang serius...”

  Hayama dan Yukinoshita menatap ke arah Yuigahama dengan ekspresi yang penuh tanda tanya. Hayama tidak pernah bermasalah dengan hal itu dan Yukinoshita tidak tertarik dengan hal semacam itu, jadi mereka berdua tidak mengerti.

  Tapi aku tahu apa maksud dari Yuigahama. Karena kata-kata itu berasal dari Yuigahama, gadis yang selalu membaca suasana orang di sekitarnya, aku percaya dengan apa yang dikatakannya.

  Yukinoshita lalu pura-pura batuk untuk mengembalikan suasana ini ke topiknya.

  “Hayama-kun, katamu SMS-SMS itu menceritakan tentang teman-temanmu? Kalau kau sendiri, kau satu grup dengan siapa di kegiatan itu?”

  “Oh, uhhh...Sekarang kau menyebutkan itu, aku sendiri belum memutuskannya. Kurasa pada akhirnya aku akan satu grup dengan salah satu dari mereka.”

  “Kurasa aku tahu alasan SMS berantai itu beredar...” Yuigahama mengatakan itu dengan ekspresi yang seolah-olah tidak percaya.

  “Bisakah kau menjelaskan kepada kami?” tanya Yukinoshita.

  “Hmm, tahulah, pada dasarnya, setidaknya akan ada seseorang yang diluar grup pertemanan akan ditinggal, tahu tidak? Kan grup kegiatan itu berisi 3 orang, berarti pasti akan ada yang tidak ikut jika grup pertemanan berisi 4 orang. Dan orang itu pasti akan benar-benar kecewa.” Yuigahama mengatakan itu dengan penuh emosi.

  Mendengar hal itu, semua orang disini hanya terdiam.

  Kalau kita hendak mencari pelakunya, maka kita harus mencari tahu motifnya. Jika kita tahu apa motifnya, maka kita bisa menangani pelakunya.

  Sedangkan untuk kasus ini, pelakunya mungkin tidak ingin menjadi orang yang ditinggal dari grup. Di kelasku, grup pertemanan Hayama ini terdiri dari 4 orang. Karena kegiatan membutuhkan sebuah grup yang terdiri dari 3 orang, seseorang pasti akan ditinggal. Agar tidak terjadi ke dirinya, si pelaku harus membuat seseorang dikeluarkan dari grup. Mungkin semacam itulah yang ada di pikiran si pelaku.

  “...Aku sangat yakin kalau si pelaku ada diantara ketiganya.”

  Setelah Yukinoshita mengatakan kesimpulannya, Hayama langsung protes.

  “Tu-Tunggu dulu! Kupikir pelakunya bukan salah satu dari mereka. Bukankah SMS itu isinya tentang hal-hal buruk mereka bertiga? Mustahil mereka melakukannya.”

  “Huh, apa kau ini idiot? Apa kau ini baru lahir kemarin atau semacamnya?” kataku. “Jelas sekali kalau itu dilakukan agar tidak ada yang mencurigai si pelaku ada diantara ketiganya. Kalau aku pelakunya, aku akan menulis fitnah tentang diriku agar aku tidak ketahuan.”

  “Hikki, itu buruk sekali...” kata Yuigahama.

  Ini adalah kejahatan kerah putih. Sebuah kejahatan kerah putih, menurutku begitu.

  Hayama hanya bisa menggigit bibirnya. Dia mungkin tidak pernah membayangkan hal semacam ini sebelumnya: aku bisa merasakan kebencian di bawah hidungnya, atau aura gelap yang memberitahukan kalau ini tentang orang-orang yang dia percayai.








x x x








  “Sekarang, bisakah kau beritahu kami seperti apa mereka bertiga?” Yukinoshita mencoba mencari informasi lebih jauh.

  Kali ini, Hayama terlihat memasang ekspresi penuh determinasi. Dia tampaknya benar-benar sangat percaya kepada teman-temannya. Dia mungkin percaya kalau keterangannya kali ini akan benar-benar membuat teman-temannya keluar dari dugaan tersangka kasus ini.

  “Tobe itu member Klub Sepakbola, sepertiku. Rambutnya yang diwarnai itu mungkin membuatnya terlihat seperti orang jahat, tapi dia sangat pintar membuat orang lain bersemangat. Dia selalu terlibat dalam festival budaya dan festival olahraga. Dia pria yang baik.”

  “Pria yang mudah sekali tertarik dengan segala sesuatunya dan satu-satunya bakat yang dimilikinya adalah membuat suasananya berisik, begitu ya,” kata Yukinoshita.

  Hayama hanya bisa terdiam dan tidak punya kata-kata lagi untuk dikatakan.

  “Hmm? Ada apa? Ayo lanjutkan.” Yukinoshita menatap ke arah Hayama yang memasang ekspresi aneh karena tiba-tiba terdiam.

  Seperti memperoleh momennya, Hayama kemudian melanjutkan pendapatnya.

  “Yamato itu member Klub Rugby. Dia itu orangnya tenang dan pendengar yang baik. Dia orang yang bisa membuat situasi grup damai meski tidak sering berbicara, kurasa begitu? Dia orangnya pendiam, peduli terhadap sesamanya. Pria yang baik.”

  “Jadi tidak hanya lambat, dia juga orang yang tidak mampu mengambil keputusan...”

  Seperti tidak tahu harus mengatakan apa, Hayama terdiam. Namun setelah mengembuskan napas kecilnya, dia melanjutkannya.

  “Ooka itu member Klub Baseball. Dia mudah sekali akrab dengan orang lain dan suka menolong. Dia selalu sopan dan menghormati senior atau juniornya. Pria yang baik.”

  “Seorang oportunis yang khawatir tentang reputasinya.”

  Hayama bukanlah satu-satunya orang yang diam dan tidak berbicara dari tadi. Yuigahama dan diriku hanya bisa membuka mulut kami, tanpa mengeluarkan satupun kata.

  Yukinoshita menghancurkan mereka. Seperti yang kuduga, dia memang ada bakat untuk menjadi jaksa.

  Tapi yang mengerikan tentang gadis ini adalah dia mengatakan sifat mereka bertiga dengan benar. Banyak sekali cara untuk menilai karakter seseorang. Hayama selalu melihat apa yang bagus dari seseorang, dan pendapatnya memang terdengar bias. Sementara Yukinoshita tidak memakai penilaian seperti itu dan terdengar kasar. Mungkin masalahnya hanyalah bagian dirinya yang ‘kasar’ saja. Dia mungkin bisa membuat Clint Eastwood menangis dengan kata-katanya.

  Yukinoshita melirik ke arah memo yang dia tulis dan menggumam.

  “Kurasa tidak aneh jika salah satu diantara ketiganya menjadi si pelaku.”

  “Bukankah menuduh terlalu dini itu juga membuatmu terkesan seperti penjahat juga?”

  Dia menyimpulkan siapa pelakunya hanya dari bukti yang minim. Kalau dipikir-pikir, dia terlihat lebih jahat daripada orang yang mengirim SMS fitnah itu.

  Yukinoshita menaruh kedua tangannya di pinggang dan terlihat marah.

  “Tapi aku bukanlah pelakunya. Jika aku pelakunya, aku lebih baik menghancurkan musuhku secara langsung.”

  Maknanya memang berbeda, tapi apakah gadis ini sadar kalau menghancurkan musuh itu juga berarti hal yang sama? Entah mengapa Yukinoshita yang ini tidak mengatakan sebuah solusi yang damai tentang kasus ini.

  Hayama tersenyum melihat Yukinoshita dan memang ekspresi seperti emosi, menyesal, dan penasaran yang dicampur aduk. Yukinoshita punya caranya sendiri, begitu juga Hayama. Pada akhirnya, yang Hayama lihat hanyalah Yukinoshita yang membicarakan hal-hal tidak berguna. Dia memang pria yang baik, tapi dia bersikeras kalau ingin solusi yang berbeda dari kami dan dia tidak ingin melukai temannya.

  Yukinoshita sepertinya menyadari hal ini juga.

  “Deskripsi dari Hayama-kun tidak terlalu detail...Yuigahama-san, Hikigaya-kun.” Dia mengatakan itu dan menatap kami berdua. “Bagaimana pendapat kalian mengenai mereka bertiga?”

  “Er, ti-tidak banyak yang bisa kukatakan...” kata Yuigahama.

  “Aku tidak kenal mereka bertiga,” kataku.

  Kalau dipikir-pikir, aku juga tidak benar-benar kenal seluruh siswa sekolah ini. Aku tidak punya teman dan kenalanku terbatas. Yep, itulah diriku.

  “Kalau begitu, bisakah kau investigasi mereka?” Yukinoshita mengatakan itu ke Yuigahama.  Lalu dia menambahkan.

  “Pembagian grup Kunjungan Tempat Kerja itu diputuskan lusa, benar? Jadi kita punya 1 hari untuk menginvestigasi ini.”

  “...Umm, oke.” Yuigahama terlihat memasang ekspresi yang sedikit terlihat kurang nyaman.

  Yuigahama, yang ingin terlihat akrab dengan semua orang di kelas, menginvestigasi siswa di kelas bukanlah sebuah tindakan yang bisa dengan mudah dia lakukan. Kau harus mencari-cari kesalahan dan kekurangan orang itu. Ini adalah sebuah misi yang beresiko bagi seseorang yang merupakan bagian dari komunitas.

  Yukinoshita tampaknya menyadari hal itu juga dan dia menurunkan pandangan matanya dengan perlahan.

  “...Maaf, itu memang bukanlah hal yang menyenangkan untuk dilakukan. Tidak usah kau pikirkan soal permintaanku tadi,” kata Yukinoshita.

  Meski begitu, kurasa siapapun akan menjawab balik dengan berkata akan melakukannya. Kurasa itu sangat jelas.

  “Aku akan melakukannya. Aku tidak peduli dengan apa yang teman-teman sekelasku pikirkan terhadap diriku,” kataku, yang membuat Yukinoshita menatap ke arahku.

  Dia hanya tersenyum kecil. “Aku tidak sedang menahan napasku.”

  “Serahkan saja padaku. Menemukan kesalahan orang adalah salah satu dari 108 skill spesial milikku.”

  Salah satu skill lainnya adalah akrab dengan kucing. Kurasa aku ini mirip Nobita-kun.

  “Tu-Tunggu dulu! Aku akan melakukannya juga! A-Aku tidak bisa membiarkan Hikki menangani ini sendirian!” Yuigahama memaksa dengan ekspresi wajah yang memerah. Lalu dia mengepalkan tangannya. “Juga! Mustahil aku bisa menolak permintaan dari Yukinon!”

  “...Begitu ya,” jawab Yukinoshita sambil memalingkan pandangannya.

  Entah karena cahaya matahari yang terbenam atau dia yang malu-malu, wajah Yukinoshita juga terlihat memerah.

  Tapi sialnya, dia tidak seperti itu ketika aku bilang aku akan melakukannya. Kenapa gadis ini memperlakukanku berbeda ketika aku juga mengatakan hal yang sama?

  Hayama melihat kedua gadis itu dengan senyum yang ceria.

  “Sebuah hubungan pertemanan yang bagus,” katanya.

  “Huh? Yeah. Mereka berdua memang akrab sekali.”

  “Begitu juga dirimu, Hikitani.”

  Apa sih yang dia katakan...? Tidak ada pria bernama Hikitani di klub ini.







x Chapter III Part 2 | END x





  Chapter ini juga yang menjadi pedoman bagi Yukino dan Hachiman mengenai kesan mereka kepada grup Hayama di vol 7 chapter 9 kelak. Selain Hayama yang menjadi musuh dalam selimut, antara Tobe/ Ooka/ Yamato ada yang mengkhianati pertemanan mereka dengan menyebarkan SMS fitnah.

  ...

  Patut dicurigai mengapa Yui baru mengatakan "ya" setelah Hachiman memastikan akan ambil bagian dari investigasi, padahal Yui adalah orang pertama yang dimintai tolong.

  Kemungkinan besar, itu adalah peluang bagus untuk mendekati Hachiman, atas alasan pekerjaan Klub.

  

2 komentar: