Rabu, 02 September 2015

[ TRANSLATE ] Qualidea of The Scum Chapter 2 : Chigusa Yuu 5








x  x  x






  Setelah menelpon kesana-kemari, aku akhirnya mendapatkan data lengkap siswa tadi.

     Kusaoka Haruma, siswa SMA kelas dua. Dia setahun lebih tua dariku.

  Karena aku sangat menyukai memiliki banyak teman (so pasti), aku tidak menemui kesulitan untuk mendapatkan nama, alamat, dan nomor telpon setiap siswa di sekolah ini. Jika mau dilebarkan lagi ke teman dari temanku, maka bisa dikatakan kalau aku memiliki koneksi ke seluruh siswa di sekolah ini. Koneksi adalah uang. Data-data pribadi seseorang juga bernilai uang. Mungkin di masa depan, aku bisa menjadi insinyur yang bekerja di perusahaan yang menjual data-data personal manusia.

  Melihat apa yang sudah kulakukan hingga saat ini, aku sudah melakukan banyak sekali usaha hanya untuk menyelesaikan masalah ini.

  Kalau tidak salah, aku pernah mendengar mereka memanggilnya dengan nama "Kusaoka-kun...?", juga aku pernah mendengar beberapa orang memanggilnya "Kusai Wota-kun...?" yang mungkin terdengar merendahkan. Asal tahu saja, bully dengan sebutan semacam itu tidak akan pernah terlihat di sekolah ini.

  Apa dia tidak punya teman? Mungkin asumsiku barusan terlalu aneh untuk didengar, tetapi memang anak SMA yang seperti itu kupikir tidak pernah ada. Dia pasti sangat ahli menyimpan dirinya yang sebenarnya agar tidak terlihat orang lain dengan beberapa jurus. Dia nampaknya enggan memberitahu nomor telponnya ke orang lain. Sosok orang pintar seperti itu memang sangat menginspirasi. Aku juga tidak menduga bisa bertemu orang yang bisa menutup rapat rahasia.

  Maksudku, aku hanya membutuhkan pertolongannya saja.

  "Semudah menekan sebuah tombol!"

  Menulis SMS ke handphonenya untuk menerima permintaanku adalah hal mudah dan menjadi kekuatanku yang bisa kuandalkan selama ini. Aku akan memulai dengan sebuah salam perkenalan plus memberikan sebuah topik pembicaraan yang menarik sehingga penerimanya akan mudah untuk meresponnya. Tidak hanya aku menyebutkan mitos Perempatan antah-berantah yang beritanya lagi heboh sebagai pancingan, aku tidak tahu apakah itu tempat yang populer untuk nongkrong atau tidak, aku juga menyelipkan rasa ketakutanku akan mitos itu sehingga dia termotivasi untuk melindungiku. Juga nantinya akan kuselipkan emotikon hati untuk memperkuat pesonaku.

  Itu adalah SMS yang sangat indah.

  Sebuah SMS yang romantis, dipenuhi dengan emosi cinta dan menggambarkan kecantikan dari masa muda, dari gadis yang sempurna sepertiku.

  "Hmm..."

  Meski begitu, kenapa aku merasa ada sesuatu yang janggal disini.

  Trik itu bekerja ke pria pada umumnya berarti tidak akan bekerja ke pria yang sengaja menyembunyikan identitasnya seperti Kusaoka-san. Tampaknya aku harus menggunakan metode yang lain untuk mempengaruhinya.

  "...Ah begitu ya."

  Ketika aku menatap hamparan langit senja itu, matahari yang terlihat meleleh di cakrawala, aku menaikkan kepalan tanganku ke udara.





- Chapter II : END -





Tidak ada komentar:

Posting Komentar