Senin, 21 September 2015

[ TRANSLATE ] Qualidea of The Scum Chapter 3 : Chigusa Yuu




*   *   *






  Kusaoka-san sedang tersenyum puas.

  Wajahnya yang...Sebaiknya kita tidak membahasnya. Meski begitu, ekspresinya seakan-akan memberitahu emosi hatinya kepadaku dengan jelas.

  OH, YESYES...I kyan yes-u, I am-u yes-u! Aku membayangkan kalau dia memang anak titipan Tuhan. Dia mungkin hendak mengampuni dosa-dosa manusia melalui cintanya.

  "Apa kamu sekarang sedang sibuk?"

  Ketika aku tertawa kecil, Kusaoka-san tersenyum juga. Kuharap, dia memang sedang menunggu kehadiranku. Mengatakan kepadaku "temui aku lagi" di telingaku, berarti dia sudah memiliki persiapan untuk bertemu denganku lagi. Kata-kata "Aku akan pergi jika senggang" memiliki makna yang sama dengan :"Jika kemungkinan aku pergi hanya 1%, maka aku akan tetap pergi!" Jika janji-janji dari mulut itu bisa dikategorikan sebuah perjanjian hukum, maka bisnis ini sudah membuatku hidup dengan nyaman selamanya.

  "Kalau aku punya waktu luang dan kamu punya waktu luang juga, Kusaoka-san, bukankah itu berarti tidak ada halangan diantara kita?"

  "Apa aku sedang terlihat seperti itu?"

  "Punya waktu luang tidak?"

  "Apa aku terlihat punya itu?"

  "Apa kamu bisa pergi denganku?"

  "Apa aku terlihat seperti itu?"

  Meski begitu, Kusaoka-san sepertinya sangat berpengalaman untuk membalikkan keadaan. Tampaknya semua yang kukatakan kepadanya tidak membuatnya menepati janjinya. Ini seperti usaha yang sia-sia. Tampaknya ini memerlukan sedikit kekuatan fisik untuk memaksanya ikut, meski aku sebenarnya tidak punya kekuatan fisik itu untuk menyerangnya.

  Secantik dan sesempurna diriku ini, aku juga memiliki kepercayaan diri yang sangat tinggi dengan kemampuan komunikasiku. Tidak peduli aku tampil seperti apa, aku merasa terkejut dan bergetar jika tidak ada yang merespon keinginanku, dan jika aku melihat ada tanda-tanda penolakan, hatiku serasa terluka.

  "Aku tidak sedang mengganggu kegiatanmu, bukan?"

  Aku memang cengeng. Meskipun aku tahu bagian diriku yang seperti itu, aku tidak bisa menghentikan diriku untuk tidak menangis. Pandanganku mulai kabur dengan air mata. Aku sungguh gadis yang lemah.

  "Kupikir jika memang ada seseorang yang mau mendengarkan ceritaku, kurasa itu adalah dirimu, Kusaoka-san..."

  "Baiklah, aku paham! Aku akan mendengarkan!"

  Kusaoka-san memang titisan dari Sang Penyelamat. Kepalan tangannya yang besar, karakter dari seorang anak laki-laki, terbuka dengan lebar seperti berusaha menghentikan air mataku.

  Kusaoka-san adalah orang yang baik.



- Chapter III : END -




1 komentar:

  1. Bagus si isi ceeritanya...tapi aku brlum tau maksudnya apa

    BalasHapus